Ngaku Hidup Susah, Pemulung Ini Malah Bikin Keluarga dan Tetangga Jadi Malu, Begini Ceritanya

Siswandi 10 May 2020, 23:42
Kediaman Abah Tono setinggi tiga lantai. Foto: int
Kediaman Abah Tono setinggi tiga lantai. Foto: int

RIAU24.COM -  Kisah tentang Abah Tono, seorang pemulung asal Kabupaten Bandung, sempat viral di media sosial.

Hal itu setelah ia mengaku pendapatannya hanya bisa untuk beli nasi kerupuk dan air minum.

Kisahnya Jadiviral, setelah diunggah di akun Instagram @silihasahsilihasihsilihasuh.

Namun faktanya, kehidupan pria itu ternyata tidaklah seperti itu. Ia bahkan punya rumah pribadi setinggi tiga lantai. Hal itu  membuat keluarga dan tetangganya malu dan risih.

Dilansir detik, Minggu 10 Mei 2020, rumahnya itu berada
di Kampung Babakan Sondiri RT 02 RW 07, Desa Pangauban, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung. Saat didatangi kondisinya terkunci rapat.

Menurut tetangganya, Abah Tono dan istrinya tertekan dengan adanya kejadian ini.

Kepala Desa Pangauban Enep Rusna mengatakan apa yang Abah Tono sampaikan dalam video tersebut tidak benar. Karena dia termasuk warga dengan ekonomi yang cukup, memiliki rumah tiga lantai dan dua sepeda motor.

"Bisa dilihat tiga tingkat meskipun belum rampung. Lumayan juga kondisi di dalam rumah. Motor dua, dia sama anaknya masing masing satu," lontarnya.

Karena ulahnya itu, Abah Tono telah meminta maaf kepada RT dan RW karena ulahnya membuat resah warga.

Ia merasa malu karena apa yang dia ucapkan justru membuat keluarganya dirundung malu.

"Kemarin dia sudah meminta maaf ke RT dan RW, disaksikan juga oleh saya camat dan kapolsek juga. Sekarang rumahnya terkunci, karena dia malu, kedua tekanan dari anaknya, karena anaknya yang malu. Karena kedua anaknya kerja," tambah Enep.

Abah Tono pernah berprofesi sebagai petani. Setiap ia pulang, selalu kelihatan lusuh sambil membawa karung. Melihat kondisinya seperti itu membuat orang lain merasa kasihan dan ingin membantunya.

Melihat begitu mudahnya orang lain membantunya, membuat dirinya terlena. Hingga akhirnya berhenti dari kebun dan memilih menjadi pemulung.

Selain itu, warga juga menjadi risih karena kedatangan beberapa orang luar. Mengingat kini sedang masa pandemi virus Corona.

"Tapi menjadi kekhawatiran kita kan sekarang di zaman COVID kaya gini, yang datang dari Cileunyi, Nagreg, mau ngasih bantuan, takut ada penularan," katanya.

Namun, dengan adanya kejadian seperti ini, banyak pula yang akan memberi bantuan kepada Abah Tono dialihkan ke warga lain. Karena, ketika akan berkunjung, yang akan memberikan bantuannya tersebut merasa tidak tepat sasaran.

Sementara itu, Kapolsek Katapang Kompol Kozasah mengatakan setelah dilakukan cek dan recheck kepada pihak desa, Abah Tono telah mendapatkan bantuan pangan non tunai (BPNT). Meskipun bantuan tersebut bukan atas nama Abah Tono melainkan istrinya.

"Saya sudah koordinasi dengan pihak desa, yang bersangkutan sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah, BNPT, yang sudah berjalan selama tiga tahun," ujarnya.

Ia pun menambahkan, kini Abah Tono sudah tidak memiliki tanggungan, karena kedua anaknya sudah bekerja dan berkeluarga. ***