China Makin Terpojok, Ratusan Negara Dukung Rencana Investigasi Asal Muasal Virus Corona

Satria Utama 19 May 2020, 12:21
Presiden China Xi Jinping. ©REUTERS
Presiden China Xi Jinping. ©REUTERS

RIAU24.COM -  CANBERA - Ratusan negara telah menyatakan dukungan atas seruan penyelidikan independen tentang asal-usul pandemi Covid-19. Seruan ini awalnya datang dari Australia, namun rancangan resolusi dibuat oleh Uni Eropa (UE). Hal ini tentunya membuat China semakin terpojok.

Salinan resolusi tersebut sejauh ini telah didukung oleh setidaknya 116 negara. Meski merasa senang, Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mengatakan negosiasi masih berlangsung dan dia tidak ingin mendahului hasilnya.

"Resolusi itu adalah bagian penting dari percakapan yang kami mulai, dan saya sangat berterima kasih atas upaya orang-orang di UE dan banyak perancang yang telah menjadi bagian dari negosiasi selama beberapa minggu terakhir," ucap Payne.

"Resolusi itu komprehensif dan termasuk panggilan untuk pemeriksaan asal zoonosis virus Corona," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sindonews dari Reuters pada Selasa (19/5/2020).

Sementara itu, Menteri Perdagangan Australia, Simon Birmingham menuturkan pihaknya berharap China akan turut ambil bagian dalam penyelidikan ini. "Saya berharap bahwa China akan berpartisipasi," ucapnya.

Merespon seruan itu, Presiden China Xi Jinping mengatakan, dirinya mendukung investigasi terhadap penanganan pandemi virus corona pada Senin, tapi proses itu harus menunggu sampai virus ini menghilang.

Xi berbicara dalam Majelis Kesehatan Dunia setelah lebih dari 100 negara mendukung resolusi menyerukan penyelidikan independen terhadap pandemi, yang saat ini menewaskan lebih dari 300.000 orang di seluruh dunia.

Presiden Xi membela negaranya dalam pertemuan tahunan WHO tersebut, mengatakan Beijing telah bertindak transparan terkait asal muasal virus, yang pertama kali dideteksi tahun lalu di kota Wuhan, China tengah.

"Selama ini kami telah bertindak dengan keterbukaan, transparansi, dan tanggung jawab. Kami telah memberikan informasi kepada WHO dan negara-negara terkait dengan cara yang paling tepat waktu, kami telah merilis urutan genom pada waktu yang paling awal, kami telah berbagi pengalaman kontrol dan perawatan dengan dunia tanpa syarat, kami telah melakukan segala daya kami untuk mendukung dan membantu negara-negara yang membutuhkan," jelasnya kepada majelis melalui video konferensi, dilansir dari CNN, Selasa (19/5).