Alami Perundungan Karena Melakukan Hal Ini di Media Online, Gadis Cantik Asal Penang Nekat Bunuh Diri

Devi 22 May 2020, 13:40
Alami Perundungan Karena Melakukan Hal Ini di Media Online, Gadis Cantik Asal Penang Nekat Bunuh Diri
Alami Perundungan Karena Melakukan Hal Ini di Media Online, Gadis Cantik Asal Penang Nekat Bunuh Diri

RIAU24.COM -    Penindasan di dunia maya adalah sebuah fenomena yang relatif baru di masyarakat, namun telah mengklaim terlalu banyak nyawa bagi kita untuk terus diabaikan. Prevalensi masalah telah berkembang ke skala di mana komentar dan kritik dapat dibuat tentang seseorang, seperti yang dialami oleh seorang gadis cantik ini. 

Gadis muda ini memutuskan untuk bunuh diri setelah informasi palsu menyebar tentang dirinya di Facebook

Keluarga sang gadis yang tinggal di Penang, dipaksa untuk menghadapi kenyataan kejam itu ketika mereka menemukan anak perempuan mereka yang berumur 20 tahun meninggal karena bunuh diri di rumah keluarganya di Bukit Tengah. Thivyaanayagi Rajendran, yang baru berusia 20 tahun, diyakini melakukan bunuh diri, meninggalkan catatan yang menyatakan bahwa ia telah menjadi korban penindasan cyber.

Insiden itu dikatakan terjadi setelah klip video Thivya dan temannya yang berasal dari Bangladesh memerankan adegan dari lagu Hindi di platform video TikTok yang kemudian dibagikan oleh pengguna Facebook lain, yang menertawakan Thivya karena dianggap 'berkencan' dengan orang asing.

Komentar keras, pedas, dan benar-benar tidak beralasan segera menyusul setelah sejumlah akun Facebook palsu, termasuk satu dengan sebanyak 70.000 pengikut, menjadikan video tersebut viral. Banyak yang mengutuknya karena membuat video tersebut bersama pekerja Bangladesh. Tak hanya itu, para pengguna online mendorongnya untuk bunuh diri

"Thivya tidak hanya menderita dari cyber bullying tetapi orang-orang mulai mengenalinya dari video." kata saudara perempuan Thivya, R. Logeswari.

Menurut keluarganya, Thivya sudah bertunangan dengan pacarnya selama tiga tahun, dan akan menikah pada bulan Desember.  Keluarga Thivya sekarang mencari keadilan atas kematiannya yang mendadak dan tiba-tiba, dengan anggota dewan kota Seberang Perai P David Marshel menyerukan kepada pemerintah untuk melihat lebih jauh ke dalam masalah-masalah penindasan dunia maya, agar tidak lebih banyak kasus seperti ini dilaporkan.

Akun Facebook yang menyinggung itu telah dinonaktifkan, tetapi netizen di seluruh Malaysia terus menyerukan pihak berwenang untuk mencari keadilan bagi Thivya. Banyak yang berbagi kisahnya yang menghancurkan, memberitahukan kepada semua orang bahwa penindasan secara online dan cyberbullying dapat memiliki dampak besar pada seseorang.

Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga almarhum, dan berharap bahwa pihak berwenang akan melihat dengan serius masalah ini dan membawa pelaku kejahatan ke pengadilan. Ingat, penindasan siber tidak boleh dibiarkan atau ditoleransi. Jika Anda atau siapa pun yang Anda kenal telah menjadi korban bullying, bersuara dan curhat pada mereka yang dapat Anda percayai.