Kerusuhan di Amerika Meluas, Donald Trump Kesal Gubernur Bersikap Lembek: Tangkap dan Penjarakan!

Satria Utama 2 Jun 2020, 04:52
Kerusuhan di Amerika terus meluas
Kerusuhan di Amerika terus meluas

RIAU24.COM -  Aksi demonstrasi mengecam pembunuhan warga kulit hitam yang dilakukan seorang polisi telah berubah menjadi kerusuhan di berbagai kota di Amerika Serikat (AS). Hal ini rupanya membuat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merasa geram. 

Berbicara kepada para gubernur melalui telekonferensi video,  pada Senin (1/6),  Trump mendesak gubernur-gubernur di seluruh negara bagian AS untuk bersikap keras pada para perusuh dan pelaku penjarahan. 

Pada telekonferensi yang juga diikuti para penegak hukum dan pejabat keamanan nasional itu,  Trump mengatakan kepada para pemimpin di negara bagian, bahwa mereka "harus bersikap lebih keras". "Sebagian besar dari Anda lemah. Anda harus menangkap orang," tandas Trump. 

Ia juga mendesak para gubernur untuk mengerahkan pasukan Garda Nasional, yang menurutnya membantu menenangkan situasi Minggu malam di Minneapolis. Trump menuntut agar tindakan keras yang sama diambil di kota-kota yang juga mengalami aksi kekerasan, termasuk New York, Philadelphia, dan Los Angeles.

"Anda harus menangkap orang, Anda harus melacak orang, Anda harus memasukkan mereka ke penjara selama 10 tahun dan Anda tidak akan pernah melihat hal ini lagi," kata Trump. 

"Kami melakukannya di Washington, D.C. Kami akan melakukan sesuatu yang belum pernah dilihat orang sebelumnya," tandas Trump, seperti dikutip Sindonews dari AP.

Presiden mengatakan kepada para gubernur, bahwa mereka membuat diri mereka "terlihat seperti orang bodoh" karena tidak memanggil lebih banyak pasukan Garda Nasional sebagai upaya unjuk kekuatan di jalan-jalan kota.

Jaksa Agung Bill Barr, yang juga ikut dalam telekonferensi video itu, mengatakan kepada para gubernur, bahwa satuan tugas gabungan teroris akan digunakan untuk melacak para agitator dan mendesak para pejabat lokal untuk "mendominasi" jalan-jalan dan mengendalikan, bukan bereaksi terhadap orang banyak. Dia mendesak para gubernur untuk "mengejar pembuat onar."

Hingga kini, lusinan kota di seluruh AS tetap berada di bawah jam malam. Kondisi ini tidak pernah terjadi sejak kerusuhan menyusul pembunuhan aktivis hak-hak sipil Martin Luther King Jr pada tahun 1968 silam. Pasukan Garda Nasional telah dikerahkan di 23 negara bagian dan Washington, D.C.

Aksi demonstrasi yang kerap berujung pada kekerasan dan penjarahan merebak di puluhan kota di AS, setelah tewasnya George Floyd, seorang pria kulit hitam di tangan polisi Minneapolis beberapa hari lalu.***