Walah, Polisi di AS Kembali Tembak Warga Kulit Hitam Hingga Tewas, Padahal Baru Bagi-bagi Makanan Secara Gratis

Siswandi 4 Jun 2020, 18:49
David McAtee yang tewas ditembak polisi AS. Foto: int
David McAtee yang tewas ditembak polisi AS. Foto: int

RIAU24.COM -  Aksi kekerasan yang dialami warga kulit hitam di Amerika Serikat, kembali terjadi. Padahal negara itu masih dilanda protes besar-besaran oleh masyarakat buntut  penganiayaan yang dialami George Floyd.

Seperti diketahui, Floyd, warga kulit hitam AS juga tewas akibat penganiayaan yang dilakukan polisi di negara itu.

zxc1

Dilansir viva yang mengutip metro, Kamis 4 Juni 2020, kali ini nasib mengenaskan itu dialami David McAtee, seorang pemilik restoran warga Louisville  negara bagian Kentucky.

Ironisnya, ia tewas tertembak justru setelah memberi makanan gratis kepada petugas polisi.

David McAtee tewas ketika petugas polisi dan tentara Garda Nasional memberlakukan jam malam di Louisville, justru saat AS masih ramai dengan aksi protes yamng menyerukan keadilan bagi George Floyd.

Menurut pengakuan pihak keluarga, McAtee meninggal saat berusaha melindungi keponakannya yang juga tertembak tetapi selamat.

Pemilik restoran yang merupakan tokoh masyarakat yang dicintai, dibunuh oleh polisi tepat setelah tengah malam pada hari Senin awal pekan ini. Tubuhnya ditemukan terbaring di tempat yang sama di mana dia ditembak pada pukul 10.45 keesokan harinya.

Begitu mengetahu kejadian itu, Walikota Greg Fischer langsung memecat Kepala polisi Louisville, Steve Conrad.

"Jenis kegagalan institusional ini tidak akan ditoleransi. Oleh karena itu, saya telah membebastugaskan Steve Conrad dari tugasnya," ungkapnya.

Pengacara mengatakan bahwa otoritas federal dan polisi negara bagian akan menyelidiki keadaan sekitar kematian McAtee.

Menyikapi insiden itu, polisi mengatakan mereka merespons tembakan dari kerumunan. Namun hal itu dibantah saksi mata yang mengatakan kerumunan itu tidak berdemonstrasi ketika polisi tiba dan dikepung oleh tentara.

Keluarga dan saksi McAtee mengatakan kelompok itu tidak memprotes, tetapi lingkungan itu bertemu setiap minggu di jalan untuk memainkan musik dan pemilik restoran menyediakan makanan. ***