Presiden AS Donald Trump Tak Jadi Beri Sanksi China Terkait Penahanan Muslim Uighur

Riki Ariyanto 23 Jun 2020, 11:11
Presiden AS Donald Trump Tak Jadi Beri Sanksi China Terkait Penahanan Muslim Uighur (foto/int)
Presiden AS Donald Trump Tak Jadi Beri Sanksi China Terkait Penahanan Muslim Uighur (foto/int)

RIAU24.COM -  Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut tidak jadi sanksi lebih lanjut pihak China. Hal itu terkait dengan penahanan Muslim uighur di Xinjiang.

Dilansir dari Okezone, Donald Trump menuturkan, penangguhan sanksi itu dibuat sebab dirinya “di tengah perjanjian dagang” dengan Beijing.

zxc1

Diwawancarai Axios yang dipublikasikan pada Minggu (21/6/2020), Presiden AS Donald Trump menyebut sudah ada kesepakatan “besar” dengan China. Sehingga Amerika Serikat tak bisa jatuhkan sanksi tambahan kepada China.

Axios menuliskan saat Donald Trump ditanya mengapa menunda memberikan sanksi lebih lanjut ke pejabat China atas masalah kamp, dia berkata: "Ya, kami berada di tengah-tengah kesepakatan perdagangan utama. Dan ketika Anda berada di tengah-tengah negosiasi dan kemudian tiba-tiba Anda mulai menjatuhkan sanksi tambahan - kami telah melakukan banyak hal. Saya mengenakan tarif pada China, yang jauh lebih buruk daripada sanksi yang dapat Anda pikirkan," sebut Donald Trump seperti dikutip BBC.

zxc2

Sebagai bagian dari perang dagang, Amerika Serikat (AS) mengenakan tarif lebih dari USD360 miliar pada barang-barang China. China langsung membalas dengan tarif lebih dari USD110 miliar produk AS sebelum kesepakatan "fase satu" ditandatangani pada Januari.

China sudah menahan sekitar satu juta warga Uighur dan kelompok etnis lainnya di kamp-kamp di Xinjiang untuk indoktrinasi hukuman. Tetapi China tetap membantah mereka dianiaya.

Namun Rabu pekan lalu (17/6/2020), Presiden AS Donald Trump sudah menandatangani undang-undang yang mengesahkan sanksi kepada pejabat China atas Xinjiang. Tetapi akhirnya Donald Trump menunda pemberian sanksi itu.