Diinisiasi PT RAPP, 10 Desa di Kabupaten Kepulauan Meranti Jadi Peserta FFVP

Riki Ariyanto 1 Jul 2020, 09:45
10 Desa di Kabupaten Kepulauan Meranti Jadi Peserta FFVP (foto/ist)
10 Desa di Kabupaten Kepulauan Meranti Jadi Peserta FFVP (foto/ist)

RIAU24.COM -  SELATPANJANG- Program Desa Bebas Api dinilai efektif menekan angka kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Melalui kerjasama berbagai pihak, program ini terbukti mampu mencegah karhutla di 750 ribu hektar lahan yang berada di tiga Kabupaten di Riau, di antaranya Pelalawan, Siak dan Kepulauan Meranti. 

Bupati Kepulauan Meranti, Irwan Nasir mengatakan program ini sangat baik dalam menjaga ekosistem dan lingkungan dari kebakaran. Ia tidak ingin karhutla kembali marak.

zxc1

“Musim kemarau berpotensi menimbulkan karhutla, ditambah dengan kondisi pandemi COVID-19 saat ini, kita harus bersama-sama menggalang kerjasama dengan semua pihak untuk bersama-sama menyelesaikan masalah karhutla,” tutur Irwan saat kegiatan Penandatanganan Nota Kesepahaman Program Desa Bebas Api, Selasa (30/6), di Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.

Program yang diinisiasi oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), kembali melibatkan sebanyak 10 desa yang berada di Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti.

"Kami mendukung penuh program Desa Bebas Api ini karena mencegah lebih baik daripada memadamkan. Sebab, Karhutla ini akan merepotkan semua pihak dan yang tak kalah penting menghabiskan sumber daya," ujarnya.

zxc2

Untuk itu, Pemkab akan melayangkan surat edaran dan kesiapsiagaan ke semua kecamatan dan desa untuk bersiap menghadapi musim kemarau. Selain itu pihaknya juga mengaktifkan kembali Masyarakat Peduli Api atau MPA, peralatan pemadaman, sumber air atau embung untuk antisipasi.

Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Taufik Lukman mengatakan pentingnya sinergitas dari berbagai pihak baik itu Pemerintah, TNI, Polri, Dunia Usaha serta masyarakat dalam mencegah terjadinya karhutla.

"Jadikan MoU ini sebagai motivasi dan meningkatkan sinergitas antara semua pihak untuk bersama-sama mengantisipasi karhutla di wilayah Kepulauan Meranti," kata Kapolres.

Stakeholder Relation (SHR) Manager wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti, Susilo Sudarman mengatakan program ini dimulai pada tahun 2014. Saat itu, empat desa tercatat sebagai peserta. Tahun 2015 jumlah desa peserta melonjak menjadi 18 desa. Kemudian pada tahun 2017 dan 2018 program tersebut diikuti masing-masing oleh 18 desa dan 9 desa. Tahun 2019 RAPP kembali melakukan MoU dengan 9 desa yang berada di wilayah operasional perusahaan sehingga total peserta Desa Bebas Api sudah mencapai 79 desa.

Program ini memiliki 5 elemen utama yaitu reward senilai 100 juta rupiah dalam bentuk program kepada desa yang tidak terjadi kebakaran selama 3 bulan, keterlibatan crew leader untuk mendukung pencegahan kebakaran, bantuan pembukaan lahan melalui peralatan pertanian, sosialisasi dan edukasi ke masyarakat termasuk anak-anak sekolah yaitu Fire Aware Community (FAC) serta pemantauan kualitas udara melalui perangkat PM10 di 7 desa.

“Ada 3 bentuk kegiatan FAC di antaranya FAC Goes to School, FAC Goes to Movie dan FAC Goes to Market. Untuk tahun 2020 ini, FAC akan menjangkau 60 sekolah dan 10 pasar di 3 kabupaten yang merupakan kabupaten dengan cakupan wilayahnya sebagian besar lahan gambut," pungkasnya. (Rilis)