Lambat Penanganan Corona, Faisal Basri Minta Presiden Pecat Terawan

Riko 4 Jul 2020, 19:37
Faisal Basri (net)
Faisal Basri (net)

RIAU24.COM -  Pengamat Ekonomi Senior Faisal Basri menilai Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto merupakan sumber masalah lambatnya penanganan virus corona atau covid-19 di Indonesia. 

Ia menilai Terawan sebagai kandidat pertama yang layak di reshuffle oleh Presiden Jokowi. 

"Tidak bisa bisnis as usual, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan berulang kali dana ada tapi Kementerian Keuangan tidak bisa mencairkan uang kalau tidak ada rencana kerjanya. Sumber masalah adalah Kementerian Kesehatan yang tidak memasukkan rencana kerja, yang harus dipecat pertama Menteri Kesehatan," ungkapnya pada diskusi daring Secret at Newsroom mengutip dari CNNIndonesia. Jumat (3/7).

Faisal menyebut kerja maksimal Kementerian Keuangan menganggarkan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp641,17 triliun mandek karena realisasinya yang lamban. Kementerian Keuangan mencatat dana realisasi di bidang kesehatan baru tersalurkan sebesar 4,68 persen per 26 Juni 2020.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu menyebut kendala terletak pada kakunya sistem administrasi dan verifikasi insentif tenaga kerja dan lambatnya verifikasi klaim perawatan pasien di RS.

"Penyerapan di kesehatan masih rendah, mulai ada pergerakan tapi mudah-mudahan minggu depan akan bergerak cukup jauh dibandingkan minggu ini," katanya.

Sebelumnya Presiden Jokowi mengaku kecewa terhadap kinerja para Menteri yang dinilai tidak memiliki progres kemajuan yang signifikan. Jokowi juga menyinggung opsi perombakan kabinet kerjanya.

"Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle, sudah kepikiran kemana-mana saya. Entah buat Perpu yang lebih penting lagi, kalau memang diperlukan," kata Jokowi dalam sebuah video yang diunggah melalui kanal Youtube sekretariat Presiden beberapa waktu lalu.

Pengamat Ekonomi Senior Faisal Basri menilai Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto merupakan sumber masalah lambatnya penanganan virus corona atau covid-19 di Indonesia. 

 
Ia menilai Terawan sebagai kandidat pertama yang layak di reshuffle oleh Presiden Jokowi. 
 
zxc1
 
"Tidak bisa bisnis as usual, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan berulang kali dana ada tapi Kementerian Keuangan tidak bisa mencairkan uang kalau tidak ada rencana kerjanya. Sumber masalah adalah Kementerian Kesehatan yang tidak memasukkan rencana kerja, yang harus dipecat pertama Menteri Kesehatan," ungkapnya pada diskusi daring Secret at Newsroom mengutip dari CNNIndonesia. Jumat (3/7).
 
Faisal menyebut kerja maksimal Kementerian Keuangan menganggarkan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp641,17 triliun mandek karena realisasinya yang lamban. Kementerian Keuangan mencatat dana realisasi di bidang kesehatan baru tersalurkan sebesar 4,68 persen per 26 Juni 2020.
 
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu menyebut kendala terletak pada kakunya sistem administrasi dan verifikasi insentif tenaga kerja dan lambatnya verifikasi klaim perawatan pasien di RS.
 
"Penyerapan di kesehatan masih rendah, mulai ada pergerakan tapi mudah-mudahan minggu depan akan bergerak cukup jauh dibandingkan minggu ini," katanya.
 
zxc2
 
Sebelumnya Presiden Jokowi mengaku kecewa terhadap kinerja para Menteri yang dinilai tidak memiliki progres kemajuan yang signifikan. Jokowi juga menyinggung opsi perombakan kabinet kerjanya.
 
"Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle, sudah kepikiran kemana-mana saya. Entah buat Perpu yang lebih penting lagi, kalau memang diperlukan," kata Jokowi dalam sebuah video yang diunggah melalui kanal Youtube sekretariat Presiden beberapa waktu lalu.