Kata Akademisi Ini, Tak Kan Mungkin Parpol Pilih Gibran Kalau Bukan Anak Jokowi

Satria Utama 27 Jul 2020, 14:31
Gibran Rakabuming
Gibran Rakabuming

RIAU24.COM -  Dosen komunikasi Universitas Telkom, Dedi Kurnia Syah mengatakan, kekuasaan selalu menarik untuk diperebutkan, terutama bagi mereka yang sedang menikmati kekuasaan itu sendiri. Seperti Gibran yang memanfaatkan posisinya sebagai putra Presiden Joko Widodo.

"Kekuasaan selalu menarik untuk diperebutkan terutama bagi mereka yang sedang menikmati kekuasaan itu sendiri, pilihan Gibran maju di Pilkada Solo saat Jokowi menjabat Presiden sangat tepat," ujar Dedi Kurnia Syah seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (27/7).

Karena kata Dedi, jika bukan sebagai putra Presiden, kemungkinan Gibran tidak akan dilirik oleh partai politik manapun.

"Karena jika bukan putra Presiden, hampir mungkin Gibran tak akan ada yang mengusung. Dari sisi manapun, hanya karena status putra Presiden yang menjadi penilaian parpol mengusungnya," jelas Dedi.

Padahal, pilihan Gibran tersebut bertolak belakang dengan pernyataannya beberapa waktu lalu seperti video lama yang kembali beredar yang memperlihatkan bahwa Gibran tidak akan maju di Pilkada hingga 10 tahun mendatang.

"Sekarang, tinggal bagaimana publik konsisten untuk tidak melanggengkan oligarki," pungkas Dedi.

Sebelumnya, pengamat politik dari VoxPol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai, partai politik di Indonesia saat ini menguat ke arah oligarki dan elitisme.

Pangi menjelaskan, partai-partai itu hanya memberi kesempatan sejumlah orang untuk memimpin. Partai dinilai tak memberikan kesempatan kepada kader biasa menjadi pimpinan.

Malahan, menurut dia, partai politik ada yang dikelola seperti perusahaan keluarga. "Hampir tidak terjadi pertukaran elite secara reguler, bahkan anaknya sudah disiapkan untuk mengantikannya," kata Pangi.***