Rusia Menjadi Negara Pertama yang Menyetujui Penggunaan Vaksin COVID-19, Putri Putin Turut Menggunakan Vaksin Tersebut

Devi 12 Aug 2020, 11:34
Rusia Menjadi Negara Pertama yang Menyetujui Penggunaan Vaksin COVID-19, Putri Putin Turut Menggunakan Vaksin Tersebut
Rusia Menjadi Negara Pertama yang Menyetujui Penggunaan Vaksin COVID-19, Putri Putin Turut Menggunakan Vaksin Tersebut

RIAU24.COM -  Sudah beberapa minggu sejak Rusia disebut-sebut telah berhasil menyelesaikan fase pertama uji coba vaksin COVID-19 pada manusia - yang pertama melakukannya, di dunia. Selain itu, pihak berwenang di Rusia mendorong agar vaksin itu tersedia bagi warganya.

Dan sekarang, laporan Reuters baru-baru ini mengungkapkan bahwa Presiden Rusia telah menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 Rusia, sementara juga menyatakan bahwa vaksin khusus ini juga merupakan vaksin COVID-19 pertama di dunia.

Berbicara pada pertemuan pemerintah di televisi pemerintah, Putin meyakinkan warganya bahwa vaksin yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow itu aman dan bahkan telah diberikan kepada salah satu putrinya.

"Saya tahu ini bekerja cukup efektif, membentuk kekebalan yang kuat, dan saya ulangi, ia telah melewati semua pemeriksaan yang diperlukan," kata Putin.

Laporan online lainnya menyoroti bahwa Putin meminta dua putrinya divaksinasi, dengan menekankan pada kemanjuran dan keamanan vaksin. Bersamaan dengan ini, dia juga berterima kasih kepada tim atas upaya mereka dalam menyelamatkan nyawa tidak hanya orang Rusia tetapi juga di seluruh dunia.

Rusia telah maju dan membuat vaksin resmi saat masih menjalani uji coba terakhir pada manusia. Apalagi studi awalnya masih cukup memprihatinkan. Sebagai permulaan, ukuran sampel untuk penelitian hanya memiliki sedikit individu, sedangkan vaksin lain memiliki ribuan.

Kedua, Rusia tidak begitu jelas dengan jenis teknologi yang diterapkan untuk mengembangkan vaksin. Pejabat Rusia menyatakan bahwa mereka menggunakan vektor adenovirus manusia yang telah dibuat lebih lemah sehingga tidak mereplikasi di dalam tubuh. Tetapi kebanyakan pesaing vaksin menggunakan dua dari vektor ini, bukan satu (seperti yang diungkapkan oleh para peneliti vaksin Rusia) yang diberikan satu demi satu.

Selain itu, belum diungkapkan secara terbuka data penelitian tentang vaksin untuk ditinjau sejawat oleh peneliti lain di seluruh dunia. Sampai saat itu, ada banyak area abu-abu di sekitar vaksin ini.