Rentannya Taiwan, Belum Diserang China Tapi Tentaranya Sudah Mati Duluan

Siswandi 31 Aug 2020, 12:07
Militer Taiwan (ilustrasi).
Militer Taiwan (ilustrasi).

RIAU24.COM -  Taiwan dinilai sangat rentan menghadapi serbuan militer China. Pasalnya, meski militernya memiliki anggaran yang besar namun disinyalir sebenarnya militer Taiwan kekurangan pasokan hingga ke unit kesatuan terbawah.

Tak hanya itu, kondisi ini semakin diperparah dengan kesiapan jajaran militernya sendiri. 

Dilansir viva yang merangkum foreign policy, Senin 31 Agustus 2020, seorang perwira pertama, Letnan Huang Zhi-je, mati bunuh diri di markas Brigade Infanteri Mekanis ke-269. 

Ironisnya, aksi itu dipicu rasa ketakutannya bila harus berperang melawan militer China. 

Kabarnya, Huang disebut-disebut harus menutupi kekuarangan pasokan perawatan kendaraan tempur kesatuannya, dengan uang dari kantongnya sendiri.

Tak hanya itu, sepanjang Juli 2020 terjadi sejumlah insiden yang mengakibatkan pasukan militer Taiwan tewas mengenaskan. Mirisnya, insiden itu terjadi justru saat mereka  melakukan latihan perang.

Begitu pula pada 3 Juli 2020, seorang prajurit Korps Marinir Taiwan, Sersan Yang, tewas dalam kecelakaan di Pantai Taoziyuan. Insiden itu membuat sang komandan, Letnan Yang, jyga melakukan aksi bunuh diri karena merasa bersalah.

Selain itu sebuah helikopter Bell 0H-58D milik Angkatan Udara Taiwan juga terjatuh saat Ikut ambil bagian dalam latihan tempur di wilayah antara Pangkalan Udara Hsinchu dan kota Taichung. Insiden iyu membuat pilot dan co-pilot helikopter itu tewas seketika.

Kondisi itu menimbulkan  bahwa militer Taiwan tak siap perang. Hal itu juga diakui Wang Ting-yu, anggota Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Parlemen Taiwan.

"Saya harus jujur, militer Taiwan perlu banyak berkembang," ujarnya dilansir the straits times.

Dengan fakta-fakta di atas, bukan tak mungkin pernyataan mantan Wakil Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA), Laksamana James Winnfeld, bakal terbukti. 

Sebelumnya, Winnfeld memprediksi bahwa militer China yang dijadikan andalan untuk menyerang dan membuat Taiwan kembali dalam wilayah China, hanya butuh waktu tiga hari untuk menghancurkan negara itu. ***