Dirut Pertamina Sebut Premium dan Pertalite Bakal Dihapus, ini Alasannya

M. Iqbal 31 Aug 2020, 18:28
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - PT Pertamina (Persero) saat ini tengah menggodok soal rencana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) beroktan rendah karena tak baik bagi masa depan lingkungan. Tapi, untuk dapat merealisasikan hal ini masih terganjal paradigma masyarakat yang belum bisa beralih ke BBM ramah lingkungan.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, masih ada dua jenis BBM yang RON-nya masih di bawah 91. Yakni Premium dengan RON 88 dan Pertalite dengan RON 90.

"Artinya ada dua produk yang kemudian tidak boleh lagi dijual di pasar kalau mengikuti aturan tersebut yaitu Premium dan Pertalite," ujar, Senin, 31 Agustus 2020.

Dia memerinci, saat ini kedua jenis BBM tersebut memiliki porsi konsumsi yang paling besar. Contohnya, pada data 22 Agustus 2020, penjualan Premium mencapai 24 ribu kilo liter (KL) dan Pertalite sebesar 51,5 ribu KL.

Sedangkan untuk penjualan BBM dengan RON di atas 91 yakni Pertamax dengan RON 92 sebesar 10 ribu KL dan Pertamax Turbo dengan RON 98 sebesar 700 KL.

"Maka itu kita perlu mendorong bagaimana konsumen yang mampu beralih ke BBM ramah lingkungan," tutur Nicke.

Kemudian, Nicke menyebutkan jika jenis BBM yang dijual di Indonesia lebih banyak dari negara lain. Di Indonesia untuk gasoline saja ada enam jenis dan di negara lain hanya 2-3 jenis.

Nicke melanjutkan, ada tujuh negara di dunia termasuk Indonesia, yang masih menggunakan BBM dengan RON di bawah 90 yakni Bangladesh, Kolombia, Mesir, Mongolia, Ukraina, dan Uzbekistan.

"Jadi itu alasan kenapa kita perlu mereview kembali varian BBM ini," ujarnya seperti dikutip dari Republika.co.id.