Beresiko, IDAI Minta Kemendikbud Cabut Rencana Pembelajaran Tatap Muka

Riko 2 Dec 2020, 18:42
Foto (internet)
Foto (internet)

RIAU24.COM - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membatalkan rencana mengizinkan pembelajaran tatap muka di sekolah di semua zona pada awal 2021.

Ketua Umum IDAI, Aman B Pulungan menilai pembelajaran tatap muka saat ini masih berisiko di tengah lonjakan kasus positif Covid-19.

"Sedapatnya keputusan membuka kembali sekolah dalam waktu singkat dihindari karena berdampak pada rutinitas keseharian anak dan keluarga," kata Aman mengutip dari CNNIndonesia, Selasa 1 Desember 2020.

IDAI mencatat per 29 November, angka kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia masih cukup tinggi dengan persentase mencapai 3,2 persen dari total angka kematian.

Angka itu menempatkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat kematian anak karena Covid-19 tertinggi dibanding negara-negara se-Asia Pasifik.

Lebih lanjut menurut IDAI, satu dari sembilan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia merupakan anak dengan rentang usia 0-18 tahun.

Aman menyebut, anak yang tidak bergejala atau hanya bergejala ringan dapat menjadi sumber penularan terhadap lingkungannya.

"Bukti-bukti menunjukkan bahwa anak juga dapat mengalami gejala Covid-19 yang berat dan mengalami suatu penyakit peradangan hebat akibat terinfeksi Covid-19 yang ringan sebelumnya," kata Aman.

Fakta-fakta itulah yang kemudian membuat IDAI menilai pembelajaran tatap muka di sekolah berisiko tinggi meningkatkan angka kasus positif.

Selain itu, IDAI pun memberikan imbauan kepada para orang tua untuk memberi edukasi penerapan protokol kesehatan pada buah hati mereka.

"Ketika anak belum mampu hendaknya tidak dimarahi, melainkan diberi apresiasi ketika ia mampu melakukan dengan benar, serta terus diberikan contoh, kesempatan, dan bimbingan secara berulang-ulang hingga lancar dan menjadi kebiasaan," kata Aman.