Baru Seminggu Dilepasliarkan, Sepasang Harimau Sumatera Ini Gentayangan di Ladang Masyarakat di Sumatera Barat, Sekarang Bikin Resah

Siswandi 8 Dec 2020, 15:55
Salah satu harimau yang terpantau tengah berkeliaran di ladang milik masyarakat di Sumatera Barat. Foto: int
Salah satu harimau yang terpantau tengah berkeliaran di ladang milik masyarakat di Sumatera Barat. Foto: int

RIAU24.COM -  Pihak Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat dan tim dari Yayasan Arsari Djojohadikusumo, baru saja melepasliarkan sepasang Harimau Sumatera, pada Kamis 26 November 2020 lalu.

Namun siapa sangka, saat ini salah satu satu dari binatang buas itu malah gentayangan di ladang milik masyarakat, di dua kampung di Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Buntutnya, masyarakat di kawasan itu pun jadi resah karena khawatir bakal jadi korban amuk si raja hutan tersebut. 

Sejauh ini, sepasang harimau tersebut telah menerkam empat anjing dan seekor itik, dan menebar rasa cemas di antara penduduk setempat.

Dilansir tempo, Selasa 8 Desember 2020, salah satu harimau itu teridentifikasi lewat belangnya dan ditegaskan melalui tanda pengenal berupa gelang. 

Pencocokan dilakukan segera setelah harimau betina itu masuk perangkap berisi anjing yang sudah disiapkan di Jorong Rawang Gadang pada Minggu, 6 Desember 2020. 

Konfirmasi juga telah disampaikan Manajer Operasional PR-HSD ARSARI, Kartika Amarilis, yang terlibat dalam pelepasliaran dan penangkapan kembali itu.

"Setelah dilakukan pemeriksaan dan identifikasi, harimau tersebut merupakan harimau yang pernah dilepasliarkan pihak BKSDA Sumatera Barat bersama tim gabungan lainnya beberapa waktu lalu," kata Kartika yang juga dokter hewan itu di Arosuka.

Mendapati hasil identifikasi itu, Petugas Pengendali Ekosistem Hutan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat Rully Permana langsung menyampaikan permohonan maaf. 

Menurutnya, kejadian itu tidak dikehendaki dan mengakui warga di Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek menjadi terganggu aktivitas ekonominya karena takut ke luar rumah.

"Atas nama BKSDA Sumatera Barat mewakili pimpinan dan rekan-rekan yang masih bertugas di Jorong Lurah Ingu hari ini, kami menyampaikan permohonan maaf," tambahnya, seraya mengatakan pihaknya masih menunggu perangkap untuk harimau yang kedua.

Untuk diketahui, Nagari Simpang Tanjung Nan Ampek, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, memang berbatasan langsung dengan suaka margasatwa Tarusan Arau Hilir di bagian utara dan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di bagian selatan. 

Sebelumnya, kedua Harimau Sumatera itu telah dititip-rawat selama kurang lebih lima bulan di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya yang dikelola Yayasan Arsari Djojohadikusumo kerjasama dengan BKSDA Sumatera Barat. ***