Kisah Wanita Hamil Asal Indonesia yang Meninggal Setelah Ditolak Oleh Tujuh Rumah Sakit, Jadi Sorotan Media Luar Negeri

Devi 15 Dec 2020, 14:14
Kisah Wanita Hamil Asal Indonesia yang Meninggal Setelah Ditolak Oleh Tujuh Rumah Sakit, Jadi Sorotan Media Luar Negeri
Kisah Wanita Hamil Asal Indonesia yang Meninggal Setelah Ditolak Oleh Tujuh Rumah Sakit, Jadi Sorotan Media Luar Negeri

RIAU24.COM -  Kehamilan itu indah karena membawa kehidupan baru ke dunia ini. Sayangnya dalam skenario ini, dua nyawa diambil sebagai gantinya. Dalam kisah memilukan ini, seorang wanita hamil di Indonesia tidak dirawat oleh total tujuh rumah sakit.

Wanita tersebut, Hartina, meninggal dengan bayinya yang masih dalam kandungan karena tidak segera mendapat perawatan dan tindakan medis. Menurut Harian Metro, tujuh rumah sakit menolak untuk memberinya perawatan. Ketujuh rumah sakit itu adalah RS Bantaeng, RS Jeneponto, RS Takalar, RS Labuang Baji, RS Kartini, RS Ananda, dan RS Pelamoni.

zxc1

Kerabat Hartina, Haerul, menjelaskan bahwa awalnya ia dibawa ke Puskesmas Bonto Bangun, Bulukumba. “Awalnya Hartina dikirim ke Puskesmas Bontobangun Bulukumba tapi kasusnya dirujuk ke RS Bantaeng. Namun RS Bantaeng menolak menerimanya begitu sampai di pintu masuk, ”ujarnya.

“Setelah itu kami bawa ke RS Jeneponto dan RS Takalar, tapi ditolak juga untuk perawatan lebih lanjut,” ucapnya.

Menurut Haerul, Hartina kemudian dilarikan ke RS Labuang Baji Makassar namun ditolak lagi karena tidak melakukan tes skrining Covid-19. Mereka mendapat perawatan yang sama di RS Kartini dengan alasan tidak ada fasilitas Intensive Care Unit (ICU). Mereka kemudian ditolak di Rumah Sakit Ananda.

Hartina akhirnya mendapat perawatan di RS Pelamoni. “Namun, dia hanya diberi bantuan oksigen dan anti-kejang saat berada di ambulans.”

“Dia tidak diturunkan dari ambulans. Dia malah dibawa ke RS Wahidin tapi meninggal sebelum ditempatkan di bangsal bersalin, ”ujarnya.

Menurut dia, pihak keluarga menyayangkan keadaan.

“Dari desa ke kota kami mencoba untuk mendapatkan perawatan tetapi rumah sakit sangat tidak pengertian. Bagaimana jika ini adalah anggota keluarga mereka yang mengalami nasib yang sama? " dia berkata.

Sementara itu, Manajer Pelayanan Medik RS Ananda, Fira mengatakan, RS tidak memiliki fasilitas intensif untuk Hartina. “Saat sampai di rumah sakit, dokter mencoba memeriksa Hartina di dalam kendaraan dan menemukan dia mengalami kejang dan tekanan darah tinggi,” katanya.

“Dalam situasi seperti itu, kami merasa dia membutuhkan peralatan perawatan intensif yang tidak tersedia di rumah sakit kami. Karena itu, kami meminta anggota keluarga Hartina untuk merujuknya ke RS Labuang Baji, ”terangnya.

Sementara itu, Kepala Pelayanan Manajemen Medik RSUD Bantaeng, Dr Hikmawati membantah menerima kedatangan pasien bernama Hartina. “Kami sudah mengecek catatan kehadiran tapi tidak ada pasien bernama Hartina yang terdaftar. Kalau ada, tentu informasinya ada di catatan kita, ”ujarnya.