Kinerja Maruf Amin Dipertanyakan, M Qodari Bandingkan Dengan JK: Pak Maruf Amin ini Pilihan Kompromi

M. Iqbal 9 Jan 2021, 00:25
Direktur Eksekutif IndoBarometer, M. Qodari
Direktur Eksekutif IndoBarometer, M. Qodari

RIAU24.COM - Sebagai Wakil Presiden, banyak pihak yang mempertanyakan kinerja Maruf Amin yang justru kurang menonjol dibandingkan wakil presiden sebelumnya, yakni Jusuf Kalla.

Direktur Eksekutif IndoBarometer, M. Qodari seperti dilansir dari Rmol.id mengatakan, secara kepribadian dan latar belakang, Maruf Amin memang jauh berbeda dengan Jusuf Kalla.

"Pak Jusuf Kalla itu pertama kan kepribadiannya lincah proaktif, ditambah beliau politisi, pasti ingin tampil dan ingin memainkan peran, bahkan punya banyak agenda begitu," kata Qodari Jumat 8 Januari 2021.

Dia menjelaskan, selama ini Maruf Amin memiliki kepribadian yang sedikit santai, kalem, dan latar belakangnya bukanlah seorang politisi. Dia juga menambahkan, meski sebelumnya pernah menjadi anggota DPR, Maruf Amin lebih identik sebagai sosok guru atau ustaz 

Dari analisa Qodari, melempemnya kinerja sebagai Wapres karena Maruf Amin dipilih bukan kehendak dari Jokowi, melainkan elite partai politik pendukungnya. Jika dibandingkan, Jusuf Kalla saat mencalonkan diri di Pilpres 2014 memang benar-benar pilihan dari Jokowi.

"Pak Maruf Amin ini beda dengan Pak JK, Pak JK memang pilihan Pak Jokowi, sementara Pak Maruf Amin ini pilihan kompromi, dari partai-partai politik pengusung Pak Jokowi," jelasnya.

Dia pun mengajak publik kembali mengingat bagaimana dinamika sebelum pendamping Jokowi pada Pilpres 2019 lalu diumumkan. Kala itu sosok yang menguat akan mendampingi Jokowi maju di periode kedua adalah Mahfud MD.

Ternyata, sebelum pengumuman terjadi kesepakatan antar partai politik pendukung Jokowi. Partai koalisi sepakat mengusung Maruf Amin sebagai pendamping Jokowi.

“Yang saya duga salah satunya adalah bahwa Pak Maruf Amin itu pertama ya lebih senior usianya dibandingkan Pak Mahfud, jadi tidak akan maju lagi di Pilpres 2024,” katanya.

Qodari mengamati, dari dinamika politik terpilihnya Maruf Amin yang menjadi penyebab peran politik Maruf Amin tidak seagresif Jusuf Kalla. Masih menurutnya, andai kata mantan Ketum MUI itu agresif tentu akan membuat partai pendukungnya justru khawatir.

"Skenario dipilihnya beliau sebagai wapres, dicari yang kalem, dikasih Maruf Amin. Kalau Maruf Aminnya terlalu pro aktif nanti malah partai-partai politik gelisah," tutup Qodari.