Masih Ingat Ponsel Esia? Rugi Hingga Miliaran, Bakrie Telecom Terancam Dikeluarkan dari BEI

Devi 19 Jan 2021, 15:26
Foto : TribunNews
Foto : TribunNews

RIAU24.COM -  Sayangnya, nasib perusahaan milik konglomerat Aburizal Bakrie, PT Bakrie Telecom Tbk. Perseroan berada dalam posisi rugi hingga September 2020, dan kini terancam dikeluarkan dari papan pencatatan Bursa Efek Indonesia alias delisting.

Berdasarkan pantauan editorial VOI, saham perusahaan berkode BTEL tersebut telah ditangguhkan selama hampir dua tahun berturut-turut. Dalam keterbukaan informasi di situs BEI, Selasa, 19 Januari, otoritas bursa mengumumkan bahwa saham perusahaan yang pernah memproduksi ponsel Esia telah dibekukan dari perdagangan selama 20 bulan sejak 27 Mei 2019.

Pembekuan saham BTEL akan mencapai 24 bulan atau 2 tahun penuh pada 27 Mei 2021. Potensi delisting tertuang dalam Peraturan Bursa Nomor II tentang Delisting dan Relisting Saham.

Dalam Peraturan III.3.1.2, BEI dapat menghapus saham emiten apabila saham emiten yang karena suspensi di pasar reguler dan pasar tunai baru diperdagangkan di pasar negosiasi paling sedikit selama 24 tahun terakhir. bulan.

Komposisi pemegang saham BTEL berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2020 adalah 16,8 persen dipegang oleh PT Huawei Tech Investment, 13,6 persen dipegang oleh PT Mahindo Agung Sentosa, 5,5 persen dipegang oleh PT Era Bhakti Persada, 6 persen dipegang oleh Raiffeisen Bank International. / a Best Quality Global Limited, 0,1 persen dipegang oleh PT Bakrie & Brothers Tbk dan 58 persen tersebar di masyarakat.

Kerugian Rp 60,17 miliar
Bakrie Telecom mencatatkan rugi bersih Rp. 60,17 miliar per September 2020. Pencapaian ini berbanding terbalik dengan periode 31 Desember 2019, di mana Bakrie Telecom berhasil membukukan laba Rp7,17 miliar.

Penurunan pendapatan usaha menjadi salah satu faktor yang membuat lengan usaha Grup Bakrie merugi. Bakrie Telecom membukukan laba usaha bersih Rp3,04 miliar pada September 2020 atau turun 24,38 persen dibandingkan Desember 2019 lalu yang mencapai Rp4,02 miliar.

Dari bisnis jasa telekomunikasi dan teknologi informasi, Bakrie Telecom menghasilkan pendapatan kotor sebesar Rp8,10 miliar. Namun, pencapaian tersebut harus tergerus beban pokok pendapatan yang mencapai Rp5,07 miliar dalam sembilan bulan pertama tahun 2020.

Pada dasarnya Bakrie Telecom berhasil menekan kerugian usaha secara signifikan yaitu dari semula Rp23,28 miliar pada Desember 2019 menjadi Rp7,68 miliar pada September 2020.Namun, pada saat yang sama beban keuangan mengalami pembengkakan yang cukup besar yaitu dari hanya Rp15 juta. pada Desember 2019 menjadi Rp 71,57 miliar pada September 2020.

Kondisi ini diperparah dengan penurunan pendapatan devisa. Bakrie Telecom membukukan laba selisih kurs Rp 195,83 miliar pada Desember 2019 lalu turun menjadi Rp 24,49 miliar pada September 2020. Hal ini kemudian memangkas laba perseroan hingga merugi besar.