Ilmuwan NASA Ngaku Tahu Kapan Matahari tak Bersinar Lagi, Kira-kira Sampai Kapan?

Siswandi 20 Jan 2021, 17:34
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Sebuah prediksi dilontarkan para ilmuwan di Badan Penerbangan dan Antariksa atau NASA, tentang matahari. Hingga saat ini, matahari yang merupakan detak jantung tata surya, sudah memancarkan energinya selama 4,5 miliar tahun. Suatu saat, NASA memprediksi matahari tidak akan lagi memencarkan sinarnya lagi, karena energinya sudah habis. 

Ketika peristiwa itu terjadi, dampaknya sungguh luar biasa. Karena Bumi tidak lagi dapat dihuni mahluk hidup. Menurut para ilmuwan NASA, ketika tidak lagi memiliki energi, matahari akan berubah menjadi raksasa merah atau bintang yang sekarat. Ini terjadi pada tahap akhir evolusinya.

Dilansir viva yang mengutip express, Rabu 20 Januari 2021, pada titik ini Matahari akan kehabisan hidrogen, kemudian mulai membesar dan mendingin seperti balon yang mengembang. Meski tak memancarkan sinar lagi, NASA memperkirakan raksasa merah itu akan 2.000 kali lebih terang dibanding matahari saat ini.

Namun hal itu bukan berarti tidak ada konsekuensi lain. Bahkan lebih mengkhawatirkan. Sebab, saat bintang itu terus mengembang, diperkirakan akan menelan planet terdalam atau yang dekat dengannya seperti Merkurius dan Venus. 

Sedangkan bumi akan tetap berada di luar jangkauan matahari. Namun panasnya bintang itu, cukup untuk menghanguskan satu-satunya planet yang dihuni manusia ini.

"Air dan atmosfer di Bumi akan mendidih, sehingga tidak menyisakan apa pun selain batu hangus dan tak bernyawa," ungkap Ilmuwan NASA, Kelly Whitt. 
Sementara Planet Mars akan membutuhkan waktu untuk memanas. Tapi pada akhirnya, Mars akan menjadi planet yang tidak layak huni bagi manusia.

Paling Cocok 
Menurut Whitt, saat peristiwa itu terjadi, tempat yang paling cocok untuk manusia adalah bulan-bulan yang ada di Planet Jupiter dan Saturnus. Namun ini hanya solusi sementara, karena gaya gravitasi raksasa merah di Tata Surya akan jauh lebih lemah daripada Matahari. Kemudian, orbit bintang yang ditetapkan planet bisa terganggu.

Fase ini bisa berlangsung selama satu miliar tahun, atau sampai matahari melepaskan gas dan membentuk apa yang disebut nebula planet. Pada tahap ini gas bintang akan menghilang ke angkasa dan meninggalkan inti bintang atau katai putih. 

Namun di samping kabar buruk, ada juga kabar baiknya. Diperkirakan, kejadian semesta ini tidak akan terjadi dalam kehidupan manusia. Sebab, sejauh ini matahari baru setengah jalan dari siklusnya. 

Menurut Whitt lagi, matahari tidak akan memasuki kematiannya hingga lima miliar tahun ke depan.

"Bintang kita akan terbakar sekitar 9 atau 10 miliar tahun lagi. Jadi Matahari baru menjalani setengah jalan hidupnya. Jangan khawatir. Masih ada lima miliar tahun lagi," ujarnya. ***