Selain P-Fluoro Fori, Ini Adalah Obat Yang Sering Disalahgunakan Di Indonesia

Devi 26 Jan 2021, 14:15
Foto : VOI
Foto : VOI

RIAU24.COM -  Belakangan ini, narkotika golongan P-Fluoro Fori mendadak melejit setelah program Syiva Angel ditangkap polisi terkait kasus penyalahgunaan narkoba. Kapolres Denpasar Kombes Jansel Avitus Pandjaitan mengatakan, Syiva ditangkap di Villa Jalan Batu Belig, Kuta Utara, Badung. Ia diamankan bersama 3 orang lainnya berinisial J, R dan A.

“Penangkapan dilakukan pada 6 Januari sekitar pukul 23.00 WIB. Barang bukti yang disita adalah 4 butir Fluoro Fori dan 3 tablet pecah dengan berat bersih 1,90 gram, ”kata Jansel.

Diketahui bahwa P-Fluoro Fori merupakan jenis narkotika baru yang masih sangat langka. Selain P-Fluoro Fori, berikut adalah obat-obatan yang sering disalahgunakan di Indonesia.

1. Ganja dan Opium

Ganja dan Candu merupakan jenis narkotika golongan 1 yang sering disalahgunakan. Di Indonesia, mariyuana dan opium tidak digunakan untuk terapi penyakit. Namun, digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

Dikutip dari situs resmi Badan Narkotika Nasional (BNN), ganja dan candu bisa berdampak berbahaya bagi pecandu. Jika sudah ketagihan, biasanya pengguna akan menggunakan segala cara untuk mendapatkan barang tersebut.

2. Morfin, Fentanil, dan Metadon

Ketiga obat ini termasuk dalam narkotika golongan 2. Tidak seperti mariyuana dan opium, morfin, fentanil, dan metadon sering digunakan untuk pengobatan. Terutama dalam mengatasi rasa sakit yang hebat.

Hanya saja penggunaannya bisa membuat ketagihan. Karena itu, konsumsi morfin, fentanil, dan metadon harus dalam pengawasan dokter.

3. Kodein

Kodein merupakan obat yang termasuk dalam golongan narkotika golongan 3. Dalam dunia medis, penggunaan kodein biasanya digunakan untuk rehabilitasi.

Meski bisa digunakan untuk rehabilitasi dan penyembuhan, tidak menutup kemungkinan penyalahgunaan saat dikonsumsi.

4. Amphetamine

Amfetamin merupakan salah satu jenis narkotika sintetis yang sering digunakan sebagai stimulan sistem saraf pusat.

Jenis obat ini sering disalahgunakan karena dapat meningkatkan dopamin, zat kimia yang berhubungan dengan perasaan bahagia dan tenang di otak. Penggunaan obat sintetis tanpa pengawasan dokter dapat membahayakan penggunanya.