Disebut AHY Bakal Rebut Demokrat, Ternyata Karier Moeldoko Melesat Justru di Masa Pemerintahan SBY

Siswandi 2 Feb 2021, 15:38
Presiden SBY saat melantik Jenderal Moeldoko sebagai Panglima TNI. Foto: int
Presiden SBY saat melantik Jenderal Moeldoko sebagai Panglima TNI. Foto: int

RIAU24.COM -  Gonjang-ganjing tengah melanda Partai Demokrat. Hal itu setelah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, mengungkapkan ada pihak yang ingin menggulingkannya dari jabatan Ketua Umum Demokrat.

Dalam keterangan persnya yang membuat kaget pada awal Februari 2021 ini, pria yang akrab disapa AHY ini menyebutkan, ada 5 dari internal partai dan satu sosok dari eksternal, yang ikut dalam upaya penggulingan dirinya tersebut. 

Meski tak menyebut nama, sosok yang berasal dari eksternal langsung menyita perhatian publik. Karena disebut AHY sebagai pejabat negara aktif yang ada di lingkar kekuasaan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, gerakan itu ditemukan dari hasil penyelidikan dan hasilnya sampai dikirim surat ke Presiden. Inti surat itu disebutnya sebagai klarifikasi.

konstalasi politik ini semakin banyak disorot, karena hanya beberapa jam berselang, tokoh militer Indonesia, mantan Panglima TNI, yaitu Jenderal TNI (Purnawirawan) Moeldoko, langsung menggelar jumpa pers virtual melalui zoom.

Jumpa pers itu diawali dengan ultimatum. Ia mengingatkan agar tak ada pihak manapun yang mengaitkan isu internal kelompoknya dengan Presiden. Sebab, kata Jenderal TNI Moeldoko, presiden tidak tahu apa-apa.

Jenderal TNI Moeldoko juga tak menyebut nama siapa pun. Ia hanya bercerita tentang kedatangan banyak orang ke rumahnya yang menceritakan kondisi internalnya. Dan kata Demokrat di salah satu kalimat yang diucapkannya.

"Saya sih prihatin, karena juga bagian dari yang mencintai Demokrat," lontarnya. 

Namun siapa sangka, ternyata karir militer Moeldoko justru melesat saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang tak lain adalah ayah kandung AHY sendiri. 

Seperti dilansir viva, Selasa 2 Februari 2021, selama 10 tahun menjadi Presiden RI (2004 hingga 2014), Jenderal TNI (HOR) SBY telah memiliki dan melantik lima Panglima TNI. Salah satunya adalah Jenderal TNI Moeldoko.

Jenderal Moeldoko merupakan Panglima ke-18 TNI. Dia dilantik SBY menggantikan Laksamana TNI Agus Suhartono. Moeldoko kemudian pensiun saat Jokowi menjadi Presiden RI selanjutnya, yakni pada 8 Juli 2018.

Di era SBY berkuasa, dari 5 Panglima TNI yang dipilihnya, hanya Jenderal Moeldoko yang perjalanan kariernya di dunia militer melesat hebat.

Semasa pemerintahan berada di tangan SBY pula, Jenderal TNI Moeldoko dilantik hingga dua kali oleh SBY. Peristiwa itu terjadi hanya dalam kurun selama tiga bulan lebih beberapa hari saja. 

Yang pertama pada 20 Mei 2013. Ketika itu, SBY melantik ketika jenderal lulusan Akademi Militer (Akmil) 1981 itu dilantik menjadi Kepala Staf TNI AD (KSAD). Saat itu, Moeldoko yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil KSAD, naik menjadi KSAD menggantikan kakak ipar SBY, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo. 

Selanjutnya pada 30 Agustus 2013, SBY kembali melantik Jenderal TNI Moeldoko. Kali ini, ia dilantik menjadi Panglima TNI.

Lebih jauh lagi, ketika SBY baru dilantik menjadi Presiden RI pada 2004, Moeldoko ketika itu masih berpangkat Kolonel. Ketika itu ia menjabat Dirbindiklat Pussenif kemudian menjabat Komandan Resimen Induk Kodam VI/Mulawarman dan Komandan Komando Resor Militer 141/Toddopuli pada 2005-2006.

Sehingga bila dilihat dari catatan ini, dari saat masih berpangkat kolonel, Moeldoko mampu menyandang 4 bintang di pundaknya hanya dalam waktu 8 tahun saja. 

Ia mulai jadi Brigjen TNI pada 2007 ketika menjabat Pa Ahli Kasad Bidang Ekonomi. Selanjutnya, ia menyandang bintang empat pada 2013 ketika dilantik SBY menjadi KSAD.

Begitulah perjalanan karier cepat Jenderal TNI Moeldoko saat SBY masih berkuasa. ***