Sindiran Moeldoko Dibalas Andi Mallarangeng; Di Myanmar Jenderal Kudeta Presiden, Di Indonesia Jenderal Kudeta Mayor, Gagal Pula

Satria Utama 7 Feb 2021, 06:43
Andi.Mallarangeng
Andi.Mallarangeng

RIAU24.COM -  KARTA - Sindiran Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko soal kegiatannya ngopi-ngopi dengan sejumlah orang bikin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Cs grogi langsung dibalas Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng.

Andi menyindir Moeldoko yang seorang jenderal ingin melakukan 'kudeta' terhadap seorang mayor. Ia oun menyandingkan peristiwa di Myanmar dimana seorang jenderal di negeri itu melakukan kudeta terhadap presiden.

"Kalau di Myanmar itu jenderal kudeta presiden dan menteri-menteri. Kalau di sini ada jenderal mau kudeta mayor, gagal pula," ucapnya dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (6/2/2021). 

Seperti diketahui, Moeldoko merupakan pensiusan militer berpangkat jenderal. Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hanyalah purnawirawan TNI berpangkat Mayor.

Menurut dia, upaya yang dilakukan Moeldoko gagal lantaran kader-kader partai yang ditemui mantan Panglima TNI itu mengadu ke AHY. Tak tanggung-tanggung, pengakuan para kader sampai dibuatkan berita acara.

Dia memaparkan, para kader itu melaporkan bahwa dalam pertemuan tersebut Moeldoko menyatakan siap menjadi ketua umum. Moeldoko juga mengklaim berupaya merebut 360 DPC dan DPD yang masing-masing ketua dinerikan sejumlah uang agar bisa menggelar kongres luar biasa (KLB).

"Delapan orang datang ke DPP lapor kepada Ketum. Ketum semalam kami habis ditemui Pak Moeldoko di sebuah hotel di Kuningan. Katanya kita mau dikasih penyaluran bencana, tapi sampai di Jakarta. Kemudian yang dibicarakan KLB demokrat, yang intinya, Pak Moeldoko siap menjadi Ketum Demokrat dan sudah mempersiapkan untuk merebut 360 DPC dan DPD lalu kemudian dijanjikan uang," ucapnya.

Andi juga mengaku heran dengan alasan yang mengatakan bahwa dirinya hanya 'ngopi-ngopi' saat bertemu dengan kader Partai Demokrat.  

Andi menyebut hal itu merupakan tindakan yang keluar garis (off side) jika diibaratkan dalam dunia sepakbola. Sebab jika ingin 'ngopi' bisa dilakukan di halaman hotel saja, bukan sampai menyewa kamar yang menandakan bahwa pertemuan itu dilkaukan secara diam-diam.***