Politisi Demokrat Sebut Buzzer Sistematis Serang SBY

Riki Ariyanto 25 Feb 2021, 15:02
Politisi Demokrat Sebut Buzzer Sistematis Serang SBY (foto/int)
Politisi Demokrat Sebut Buzzer Sistematis Serang SBY (foto/int)

RIAU24.COM - Nama Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ramai dibahas sebab isu kudeta Partai Demokrat. Nama Moeldoko disebut-sebut sosok yang bakal ambil alih Partai Demokrat.

Setelah itu marah topik Museum Pacitan yang dibiayai memakai APBD. Bahkan sempat muncul tagar #SBYIbbasTergiurUang dan #IkatanDramaSBY masuk trending.

Namun akun twitter yang melambungkan tagar tersebut banyak yang cuma punya follower puluhan. Politisi Partai Demokrat, Jansen Sitindaon membahas hal tersebut.

Bahkan Jansen menduga itu tingkah para buzzer. "Sistematis dan terorganisir sekali buzzer menyerang Demokrat dan pak SBY. Untuk seluruh kader Demokrat se Indonesia, kita wajib tetap tenang dalam berpikir dan bertindak. Agar ada bedanya antara politik yg baik dan tidak baik. Bersama kita akan lewati ini. Sehat selalu utk semua," cuit @jansen_jsp, Kamis (25/2/2021).

Langsung saja netizen atau warganet berikan ragam komentar. @reyzhan_adla: "Semakin tinggi sebatang pohon,akan semakin kencang angin meniupnya, syukuri ja serangan ini, rakyat monitor koq, kalau ke 'istiqomahan' Demokrat menjaga marwah partainya sama besarnya dengan menjaga amanh rakyat,inshallah partai ini akan semakin besar dan dicintai."

@BaretaNovri: "Jika Demokrat kembali berkuasa beranikah menghukum mati para buzzer bayaran dan kakak pembina nya?"


@agungpharm: "Pak SBY ini bukan politikus biasa yg baru menghadapi beginian. Dia bisa merubah hinaan dan celaan menjadi senjata untuk menyerang balik lawannya. Buktinya elektabilitas partai Demokrat meningkat di berbagai lembaga survei."


@Zumaro14776788: "Ayo tunjukan kembali bahwa demokrat berjuang untuk rakyat.Biarkan mereka nyinyir. Balaslah dengan kebaikan dan karya nyata. Semangat kami rakyat jelata masih percaya."

@rahmaniarbaftim: "Bagi Pak SBY dan kader PD anggap aja ini serangan kecil untuk menjadikan PD lebih besar dan bermartabat itu. Lewatlah ini, namun tetap waspada."