Dua Negara Tetangga Indonesia Ini Mencatat Kualitas Udara yang Tidak Sehat, Ternyata Ini Penyebabnya...

Devi 2 Mar 2021, 11:54
The Star
The Star

RIAU24.COM -  Selain pandemi Covid-19 dan Perintah Pengendalian Gerakan, sepertinya kabut asap mungkin juga akan kembali. Indeks Pencemar Udara Malaysia (APIMS) mencatat di situsnya bahwa empat wilayah di Selangor ini mencatat kualitas udara yang tidak sehat pagi ini (2 Maret).

Dilansir dari Spare The Air, empat daerah tersebut meliputi:

  • Johan Setia, Klang -183
  • Klang-119
  • Banting-165
  • Petaling Jaya-141

 Sampai saat ini, daerah lain di Kuala Lumpur masih mencatat tingkat udara yang cukup sehat. Namun, udaranya terlihat sangat buruk.

Paparan partikel udara ini dalam jangka pendek dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan. Para penduduk di daerah tersebut disarankan untuk tetap berada di dalam ruangan, mulai minum lebih banyak air yang dapat membantu meringangkan tenggorokan kering atau gatal.

Selain itu, para warga juga didorong untuk meminimalkan aktivitas yang dapat menghasilkan polutan udara dalam ruangan di ruang tertutup, termasuk merokok. Tips lain untuk mengurangi paparan partikel dalam ruangan di rumah adalah dengan mempraktikkan metode pembersihan basah seperti mengepel atau menyeka yang umumnya tidak menghasilkan debu.

Singapura juga telah mencatat tingkat kualitas udara yang tidak sehat selama beberapa hari terakhir, tetapi mereka mengonfirmasi itu karena tingkat polutan yang tinggi yang dikenal sebagai ozon dan bukan kabut asap, lapor The Straits Times.

zxc2

Tak jauh beda dengan Selangor dan Malaysia, kota Pekanbaru yang berada sekitar 284 km dari Singapura, juga diliputi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Terlihat kabut asap tipis dengan aroma bau asap mulai menyelimuti Kota Pekanbaru. 

Dilansir dari detikcom, kabut asap tipis terlihat sejak 1 Maret 2021. Bahkan aroma bau asap bekas kebakaran pun tercium menyengat. Prakirawan BMKG Pekanbaru, Ahmad Agus, mengatakan, dari analisis, ia belum mendeteksi kabut asap. Ia pun tak bisa berasumsi udara kabur pagi ini adalah kabut asap. "Satelit BMKG belum mendeteksi sebagai asap di wilayah Riau. Sehingga kami tidak bisa berasumsi bahwa ini asap kebakaran," kata Agus.

Meskipun begitu, BMKG mendeteksi ada 16 titik panas (hotspot) yang terpantau di Riau pagi ini pukul 06.00 WIB. Sebanyak 16 titik dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen itu tersebar di 6 kabupaten/kota di Riau.