Mengerikan, Badai Es Terjadi Saat Hujan Lebat di Lembah Klang dan Perak Untuk Pertama Kalinya

Devi 4 Mar 2021, 10:25
Foto : Tempo
Foto : Tempo

RIAU24.COM -  Akhir-akhir ini, warga Malaysia telah mengalami cuaca yang sangat panas. Kondisi ini telah terjadi dalam beberapa minggu terakhir. Bahkan menurut Departemen Meteorologi Malaysia (MET Malaysia), baru-baru ini mengumumkan bahwa ada gelombang panas yang akan berdampak buruk pada daerah tertentu di Malaysia seperti Kedah, Perlis, Penang, Perak Utara, Terengganu Utara, daerah dalam Kelantan, dan daerah dalam Pahang.

Dilansir dari WorldofBuzz, keadaan terlihat sedikit berbeda terjadi di Kuala Lumpur. Di kota tersebut, badai petir diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari ke depan, menurut AccuWeather.

Bahkan pada Rabu sore, 3 Maret 2021, hujan es langka terjadi di Cheras, Kuala Lumpur. Sebuah video menunjukkan bola-bola es kecil jatuh dari langit bersama dengan hujan lebat. Sementara video lain menunjukkan situasi serupa di Taman Len Seng dan Taman Legend Mas di Cheras sekitar jam 5 sore.

Warga di Perak juga mengalami hujan es. Dilansir dari akun halaman Facebook, Viral Perak, langit di Ipoh gelap dan sudah mulai turun hujan. Berbagai daerah lain di Lembah Klang seperti Hulu Langat dan juga terlihat hujan es.

Meskipun hujan es di Malaysia jarang dan cukup menarik untuk dilihat dengan mata kepala sendiri, pastikan Anda berada di dalam ruangan dengan aman karena hujan es yang parah dapat menyebabkan kerusakan pada properti atau bahkan bisa menimbulkan cedera bagi mereka yang tidak memiliki tempat berlindung.

Tak hanya di Malaysia, fenomena hujan es juga terjadi di Indonesia, tepatnya di Yogyakarta. Bongkahan-bongkahan es menghujani rumah warga, sejumlah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta dilanda hujan lebat yang disertai angin kencang. Bahkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk sejumlah wilayah di Indonesia untuk tiga hari ke depan, dari Rabu (3/3/2021) hingga Jumat (5/3/2021).

Hujan es pada dasarnya adalah fenomena alami dan dapat terjadi di dunia manapun. Ini berbeda dengan salju yang hanya bisa terjadi di wilayah lintang lebih dari 23,5 derajat.

 Lantas, bagaimana proses terbentuknya hujan es?
 
Ketika pada masa pancaroba, terjadi hujan dengan perbedaan suhu besar disertai angin kencang, hal ini meningkatkan potensi terbentuknya awan cumulonimbus. Awan cumulunimbus memiliki bentuk mirip bunga kol berwarna putih. "Kalau hujan es disebabkan oleh awan cumulonimbus, salju disebabkan oleh awan nimbus stratus," ujar Hary. 

Hary menjelaskan, awan jenis cumulonimbus lebih banyak mengandung air dalam bentuk padat daripada cair. Awan cumulonimbus tak hanya berpotensi menyebabkan hujan es.  Namun juga bisa menyebabkan hujan lebat disertai angin kencang dan petir.

Dilansir dari ABC, peneliti dari Monash University Dr Joshua Soderholm mengatakan, hujan es memiliki bentuk bulan dengan diameter sekitar satu sentimeter. "Ketika mulai membesar, Anda mulai mendapatkan es membeku di setiap arah. Itu fase pertumbuhan basah," ujar Dr Soderholm. 

Ketika hujan es terbentuk selama pertumbuhan basah - saat es membeku dan membesar -, bagian es memiliki pori-pori yang kemudian diisi oleh air.  "Saat inilah, es batu bulat dengan warna putih terbentuk," ujar Dr Soderholm. 

Hujan es terbentuk melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas titik beku (freezing level) 0 derajat Celsius.