Dituding Rendahkan Perempuan, Bagaimana Pendapat Wanita Inggris yang Merupakan Target Sebenarnya?

Amerita 10 Mar 2021, 15:05
google
google

RIAU24.COM -  Untuk merayakan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret lalu, Burger King asal Inggris meluncurkan program beasiswa yang dirancang khusus untuk perempuan yang ingin berkarir sebagai koki.

Inisasi ini lahir dari kenyataan bahwa minimnya koki perempuan yang ada di Inggris. Dari keseluruhan populasi koki profesional di sana, hanya 20% yang berjenis kelamin perempuan.

Namun, pemilihan kata yang digunakan Burger King untuk menyampaikan niat baiknya ini dinilai menyinggung hakikat perempuan. Burger King menggunakan kalimat ‘perempuan memang tempatnya di dapur’ yang kemudian tuai kecaman dan hujatan publik.

Hingga trending di Twitter, Burger King akhirnya menghapus cuitan itu dan meminta maaf atas ketidakbijaksanaannya dalam memilih kata. Hal itu kembali disampaikannya lewat Twitter.

“Kami mendengarmu. Kami salah menulis demikian dan kami meminta maaf. Tujuan kami hanyalah menarik perhatian publik pada fakta bahwa hanya ada 20% koki profesional yang berjenis kelamin perempuan di Inggris. Dan kami bermaksud untuk mengubahnya dengan menghadiahkan beasiswa kuliner. Kami akan melakukannya lebih baik di lain waktu,” tulis Burger King, Selasa (9/3).

Oleh sebagian pengguna media sosial, pemilihan kata ‘perempuan cocok di dapur’ yang dipakai Burger King mencerminkan tindakan misoginis yang bertujuan untuk merendahkan perempuan.

Misoginis adalah sindrom yang menyebabkan seseorang membenci perempuan, baik dari pria mau pun sesama perempuan. Misoginis juga kerap menempatkan perempuan sebagai sumber kesalahan di suatu masalah.

Namun, benarkah Burger King telah menghina perempuan? Bagaimana pendapat penduduk Inggris akan hal ini?

“Bahkan bagi sebagian besar wanita feminis tidak masalah. Orang-orang ini hanya marah tanpa sebab. Secara pribadi saya pikir apa yang dilakukan Burger King untuk mendanai program beasiswa bagi perempuan adalah hal yang luar biasa,” cuit akun @candice, Rabu (10/3).

Senada, beberapa perempuan lain juga menyuarakan hal serupa. Menurut mereka tidak ada yang salah dengan pemilihan kata yang dipakai Burger King.

“Beberapa orang mencurahkan terlalu banyak energi untuk hal ini, mencari kesalahan dalam segala hal. Tidakkah mereka berpikir dengan pikiran kecil mereka yang selalu marah akan sesuatu itu bahwa Burger King tidak benar-benar bersungguh-sungguh dengan apa yang mereka katakan?” tulis Toaster dalam kolom komentar di sebuah laman berita.

Namun, sebagian lainnya mengaku marah dan merasa direndahkan. Lewat akun Twitter, para perempuan menyuarakan keberatannya.

“Serius, apakah anda bahkan berpikir sebelum mengatakannya? Jadi pikirmu perempuan memang cocoknya di dapur? Saya yakin perempuan dapat melakukan lebih banyak hal untuk masyarakat dibandingkan pria. Mereka harus diberikan kesempatan yang sama untuk membuktikan bahwa mereka mampu berkontribusi di masyarakat,” cuit akun @thebb, Selasa (9/3)

(Semua kutipan telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia)