Seorang Wanita Meninggal Setelah Mendapat Vaksin COVID-19, Kementerian Kesehatan Ukraina Akhirnya Angkat Bicara

Devi 25 Mar 2021, 09:19
Foto : https://www.dw.com/
Foto : https://www.dw.com/

RIAU24.COM -  Pemerintah Ukraina mendesak masyarakat untuk tidak mengambil kesimpulan sendiri atas kematian seorang pelayan wanita yang telah mendapatkan vaksin virus corona AstraZeneca beberapa hari sebelumnya.

Dilansir dari DailyMail, setelah mendapatkan suntik vaksin wanita itu tidak mengeluhkan efek samping apa pun sebelum dia akhirnya tiba-tiba kehilangan kesadaran dan meninggal dua hari kemudian, kata situs web kementerian kesehatan.

Kementerian kesehatan Ukraina mengatakan wanita itu memiliki masalah jantung dan kondisi mendasar lainnya dan penyebab kematiannya sedang diselidiki. Sembilan orang lainnya menerima batch vaksin yang sama tanpa masalah, lapor Reuters.

Kematian itu diumumkan oleh tentara Ukraina pada hari Selasa dan merupakan kematian pertama yang dilaporkan sejak negara itu memulai vaksinasi bulan lalu.

Dalam beberapa hari terakhir, negara-negara termasuk Denmark, Irlandia dan Thailand telah menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca setelah laporan bahwa beberapa orang mengalami pembekuan darah, meskipun tidak ada bukti bahwa suntikan itu penyebabnya.

Badan Obat Eropa dan Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan data yang tersedia tidak menunjukkan vaksin menyebabkan pembekuan.

Sebagai informasi, kontroversi vaksin AstraZeneca/Oxford buatan Inggris terus bergulir. Setelah Austria Senin 8 Maret 2021 menghentikan sementara penyuntikan vaksin AstraZeneca, sembari menunggu hasil investigasi kasus kematian akibat penggumpalan darah dan emboli paru-paru, otoritas kesehatan di Denmark juga menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca.

Dilaporkan, sedikitnya 22 kasus penggumpalan darah dan emboli paru-paru di antara tiga juta orang yang sudah mendapat suntikan vaksin AstraZeneca hingga tanggal 9 Maret 2021. Bahkan ada laporan kasus kematian, walau belum bisa dikonfirmasi apakah akibat langsung vaksinasi.

Otoritas kesehatan Denmark mengumumkan, mulai Kamis 11 Maret 2021 menghentikan penyuntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca selama 14 hari. "Hal ini terkait laporan dari beberapa warga yang mengembangkan kasus serius penggumpalan darah setelah diimunisasi. Bahkan dilaporkan adanya satu kasus kematian." tulis otoritas kesehatan lewat akun Twitternya.