Kisah Marwa Elselehdar, Kapten Kapal Cantik Yang Sempat Dituduh Jadi Penyebab Kandasnya Kapal Evergiven di Terusan Suez

Satria Utama 5 Apr 2021, 09:56
Marwa Elselehdar
Marwa Elselehdar

RIAU24.COM -  Kandasnya kapal kontainer raksasa, Ever Given di Terusan Suez, menyeret nama Marwa Elselehdar, kapten kapal cantik asal Mesir. Marwa disebut-sebut sebagai penyebab jalur pelayaran tersibuk di dunia itu terhenti.

Desas-desus tentang peran Marwa Elselehdar di Ever Given sebagian besar didorong oleh tangkapan layar dari berita palsu - seolah-olah diterbitkan oleh Arab News - yang mengatakan bahwa dia terlibat dalam insiden Suez.

Tampilan foto yang telah diedit itu terlihat berasal dari sebuah berita Arab News, yang dirilis pada 22 Maret, dan menampilkan kesuksesan Marwa sebagai kapten kapal perempuan pertama Mesir. Foto tersebut telah dibagikan puluhan kali di Twitter dan Facebook.

Beberapa akun Twitter yang mengatasnamakan dirinya juga turut menyebarkan klaim palsu bahwa dia terlibat insiden Ever Given.

"Saya terkejut," kata Marwa, saat mengetahui namanya dituding sebagai orang yang ikut bertanggung jawab atas kandasnya kapal Evergiven

Padahal, ketika Terusan Suez terblokade, Elselehdar sedang bekerja sebagai orang kedua yang paling bertanggungjawab dalam komando kapal Aida IV, ratusan mil jauhnya di Alexandria.

Kapal milik otoritas keamanan kelautan Mesir itu, sedang menjalankan misi memberikan pasokan ke sebuah mercusuar di Laut Merah.

Kapal itu juga digunakan untuk melatih para taruna dari Akademi Sains, Teknologi, dan Transportasi Maritim (AASTMT) Arab, universitas regional yang dikelola Liga Arab.

Marwa Elselehdar, 29 tahun, mengatakan kepada BBC bahwa dia tidak tahu siapa yang pertama kali menyebarkan kisah tersebut atau mengapa mereka melakukannya.

"Saya merasa bahwa saya mungkin menjadi sasaran, barangkali lantaran saya perempuan sukses di bidang ini atau karena saya orang Mesir, tetapi saya tidak yakin," ujarnya. 

 

Ini bukan pertama kalinya dia menghadapi tantangan dalam industri yang secara historis didominasi kaum lelaki. Saat ini, perempuan hanya mencapai 2% di dunia kelautan, menurut Organisasi Maritim Internasional.

Marwa mengatakan dia selalu menyukai laut, dan terinspirasi untuk bergabung dengan armada niaga setelah kakaknya mendaftar di AASTMT. 

 

Walaupun akademi hanya menerima laki-laki pada saat itu, dia tetap melamar dan diizinkan untuk bergabung setelah ada upaya peninjauan hukum oleh Presiden Mesir saat itu, Hosni Mubarak. 

 

Selama studi, Elselehdar mengatakan dia sangat sering menghadapi seksisme. "Di atas kapal, mereka semua para pria lebih tua dengan mentalitas yang berbeda, jadi sulit menemukan orang-orang yang berpikiran sama untuk diajak berkomunikasi," katanya.

"Masyarakat kita masih tidak bisa menerima gagasan bahwa perempuan dapat bekerja di laut, jauh dari keluarganya, untuk waktu lama," tambahnya. "Tetapi ketika Anda melakukan apa yang Anda sukai, Anda tidak perlu meminta persetujuan semua orang," imbuhnya.****