Ketika Imam Besar Masjid New York Sebut Pemikiran Ketum PBNU Sudah Gila

Azhar 7 Apr 2021, 08:12
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj. Foto: Internet
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj. Foto: Internet

RIAU24.COM -  Imam Besar Masjid Islamic Center New York, Imam Shamsi Ali menanggapi cara berpikir Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj.

Said Aqil dianggapnya cenderung kontra atau bertentangan dengan logika manusia.

Sebab, kata dia, bagaimana mungkin pelajaran akidah justru membuat orang kehilangan akidah sebagaimana yang diucapkan Said Aqil belum lama ini.

"Saya menilai cara berpikir ini kontra logika. Mendalami akidah menjadi penyebab radikalisme? Dan karenanya pelajaran akidah perlu dikurangi untuk mencegah radikalisme? Logikah apakah yang dia pakai?" sebutnya dikutip dari suara.com, Rabu, 7 April 2021.

Dia menegaskan, pernyataan Said Aqil sama sekali tak logis. Bahkan, dia mengaku tak sanggup memahaminya.

"Atau harus gila (dulu) untuk memahami pemikiran yang gila?" sebutnya.

Untuk diketahui, Said Aqil Siroj berpendapat jika fakultas umum tingkat universitas terlalu sering mengajarkan akidah dan syariah, Akibatnya pelajar bisa terjerumus ke jurang radikalisme.

Sehingga dia meminta dosen atau pengajar sedikit mengurangi ilmu akidah dan syariah.

"Bagi dosen agama yang mengajar agama di bukan fakultas agama, tidak usah banyak-banyak bincang akidah dan syariah. Cukup dua kali pertemuan. Rukun iman dan rukun Islam," ujar Said Aqil.

Materi seputar akidah dan syariah, kata Said Aqil, hanya boleh diperdalam di fakultas keislaman.

Sebab, jika di luar itu, pelajar dikhawatirkan tak memiliki cukup bekal untuk menyaring mana yang baik dan mana yang sebenarnya kurang baik.

"Kecuali (jurusan) ushuluddin, kecuali jurusan fiqih atau tafsir hadis. Itu terserah, itu harus mendalam. Tapi, kalau dosen yang mengajar di fakultas yang umum, teknik, hukum misalnya, enggak usah banyak-banyak tentang akidah dan syariah. Cukup dua kali," sebutnya.