Remaja Ini Ciptakan Situs Merek Kecantikan Palsu Untuk Membantu Korban KDRT Agar Melaporkannya Saat Berpura-pura Berbelanja

Rizka 11 Apr 2021, 14:20
google
google

RIAU24.COM -  Setelah mendengar bahwa kasus kekerasan dalam rumah tangga terus meningkat selama pandemik, Krystyna Paszko, remaja 19 tahun asal Polandia memutuskan untuk membuat halaman Facebook bernama “Rumianki i Bratki” atau yang memiliki arti dalam bahasa Inggris, Camomiles and pastries.

Melalui halaman Facebook ini, para korban yang terjebak dalam rumah tangga, dan sulit untuk melaporkan kondisi yang dialami bisa meminta bantuan dengan berpura-pura berkonsultasi seputar masalah kulit, dan mencari produk yang tepat.

Halaman Facebook “Rumianki i Bratki” mendeskripsikan website mereka sebagai toko kosmetik alami yang akan membantu para pembeli untuk menemukan produk yang secara spesifik sesuai dengan kebutuhan, juga berbagai persoalan lainnya.

Ada 9 Produk yang ditawarkan merek “Rumianki i Bratki” ini. Dan setiap produk yang dihadirkan memiliki deskripsi yang terperinci bagaimana produk tersebut dapat membantu permasalahan calon pembeli.

Saat seseorang mengirim pesan kepada laman Facebook “Rumianki i Bratki” untuk menanyakan tentang krim wajah, mereka akan dibantu oleh psikolog yang menyamar sebagai admin atau penjual.

Dengan menggunakan fitur obrolan di Facebook, psikolog dapat mengumpulkan informasi penting. Jika obrolan merasa butuh pertolongan untuk segera keluar dari tempat tinggal, psikolog dapat mengirim informasi pada pihak berwenang ketika korban meninggalkan alamat untuk tujuan pengiriman produk.

Dilansir dari BBC.com, saat pertama kali merilis laman ini, Paszko mengira info ini hanya akan tersebar pada lingkngan tema dan kerabat, tetapi BBC melaporkan sudah ada 350 orang yang menghubungi website tersebut, yang didominasi pelapor usia muda di bawah 40 tahun, serta 10% dari mereka berjenis kelamin pria.

Sejak inisiatif itu diluncurkan Paszko turut meminta bantuan dari organisasi perlindungan hak-hak wanita di Polandia, sehingga di website tersebut para korban dapat berbincang dengan psikolog dan pengacara.

Inisiatif yang dibuat Paszko berhasil menjadi salah satu dari 23 proyek yang menerima Penghargaan Solidaritas Sipil Uni Eropa.