6 Rahasia Sistem Pendidikan Jepang yang Membuat Anak Bisa Hidup Sukses

M. Iqbal 12 Apr 2021, 13:25
Foto : Brightside
Foto : Brightside

RIAU24.COM -  Di Jepang, sekolah dipandang sebagai batu loncatan penting dalam hidup. Itulah mengapa ada 210 hari sekolah di sana (bandingkan dengan AS yang hanya memiliki 180 hari). Dan meskipun ada banyak kesamaan antara sistem pendidikan Jepang dan yang ada di negara lain, ada beberapa aspek yang menjadikan sistem ini salah satu yang paling efektif di dunia.

Dilansir dari AsiaOne, kami menemukan penyebab mengapa sistem Jepang jauh di depan dari yang lain, dan kami dengan senang hati membagikannya kepada Anda. 

1. Sampai mereka mencapai kelas 4, anak-anak Jepang tidak mengikuti ujian.
Ini mungkin tampak aneh, tetapi sekolah Jepang mengutamakan sopan santun sebelum pengetahuan. Tujuan mereka selama 3 tahun pertama adalah mengembangkan karakter anak dan membentuk perilaku yang baik, bukan menilai pengetahuan mereka. Mereka belajar bagaimana menjadi murah hati, berempati, dan penuh kasih. Mereka juga diajari untuk menghormati orang lain dan mengembangkan ikatan yang lembut dengan alam dan hewan.

2. Anak-anak membersihkan sekolah sendiri.
Meskipun sekolah-sekolah di seluruh dunia mempekerjakan petugas kebersihan dan penjaga untuk menjaga kerapian sekolah, tidak demikian halnya di Jepang. Di sana, siswa bertanggung jawab atas kebersihan ruang kelas, kafetaria, bahkan toilet.

Sistem pendidikan Jepang percaya bahwa bersih-bersih bersama mengajarkan siswa untuk saling membantu dan bekerja dalam tim. Dan dengan menghabiskan waktu mereka untuk mengelap meja, menyapu, dan mengepel lantai, siswa belajar menghargai pekerjaan mereka sendiri dan pekerjaan orang lain.

3. Siswa makan di dalam kelas bersama gurunya.
Di negara lain, melihat seorang guru makan bersama dengan siswanya mungkin mustahil, tetapi di Jepang norma ini dianggap membantu dalam membangun ikatan siswa-guru yang positif. Saat makan, percakapan yang sangat berguna dapat terjadi yang dapat membantu membangun suasana kekeluargaan.

Selain itu, sistem pendidikan Jepang memastikan para siswa makan makanan yang sehat dan seimbang. Jadi, di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama negeri, makan siang dimasak sesuai dengan menu standar yang dikembangkan oleh tenaga kesehatan profesional dan koki berkualitas.

4. Mereka menghadiri lokakarya setelah sekolah.
Lokakarya setelah sekolah atau sekolah persiapan sangat populer di Jepang. Di sana, siswa dapat mempelajari hal-hal baru selain dari hari sekolah 6 jam mereka. Kelas diadakan pada malam hari, dan sebagian besar siswa Jepang mengikutinya sehingga mereka bisa masuk ke sekolah menengah pertama yang baik. Dan, tidak seperti banyak siswa di seluruh dunia, bahasa Jepang belajar bahkan selama akhir pekan dan hari libur.

5. Selain mata pelajaran lain, siswa Jepang belajar puisi dan kaligrafi Jepang.
Kaligrafi Jepang, juga disebut Shodo, adalah suatu bentuk seni di mana orang menulis karakter kanji yang bermakna (karakter Cina yang digunakan dalam sistem penulisan Jepang) dengan cara yang ekspresif dan kreatif.

Haiku, di sisi lain, adalah bentuk puisi di mana frasa sederhana digunakan untuk menyampaikan emosi yang mendalam kepada pembaca. Bentuk puisi ini dianggap memiliki efek intelektual, terapeutik, dan estetika. Kedua kelas ini mengajarkan anak-anak untuk menghormati tradisi berusia seabad dan menghargai budaya mereka.

6. Hampir setiap siswa harus mengenakan seragam sekolah.
Kebijakan seragam di hampir setiap sekolah menengah pertama di Jepang dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan dan membantu meningkatkan rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan kebersamaan di antara siswa. Kode berpakaian memungkinkan perhatian siswa disalurkan ke arah pembelajaran dan pertumbuhan, serta mendorong anak untuk mengejar ekspresi diri melalui metode selain pakaian.