Pasca Disuntik Vaksin Johnson & Johnson, 1 Orang Meninggal dan 1 Kritis di AS

M. Iqbal 14 Apr 2021, 11:00
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Setelah divaksin Covid-19 Johnson & Johnson (J&J), seorang pasien di Amerika Serikat (AS) meninggal karena komplikasi pembekuan darah. Selain itu, satu orang lainnya kini dalam kondisi kritis.

Dilansir Detik.com dari AFP, Rabu, 14 April 2021, secara keseluruhan ada enam wanita berusia antara 18-48 tahun yang mengalami pembekuan darah di otak dan mengidap trombosit darah rendah usai 6-13 hari setelah menerima vaksin J&J.

"Satu kasus meninggal dunia, dan satu pasien lainnya dalam kondisi kritis," ujar ilmuwan senior dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), Peter Marks melalui panggilan telepon dengan wartawan.

Dia sendiri menemukan kaitan dengan kelainan serupa yang terlihat di Eropa setelah orang-orang menerima vaksin AstraZeneca, yang juga didasarkan pada teknologi vektor adenovirus.

Penyakit ini diduga berasal dari respons imun yang langka terhadap vaksin yang memicu aktivasi gumpalan darah.

Anne Schuchat, seorang pejabat senior di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), menjelaskan jika risiko pembekuan darah bagi orang-orang yang telah menerima vaksin selama sebulan atau lebih cukup rendah.

Sedangkan bagi yang baru saja menerima vaksin dalam beberapa minggu, mereka harus lebih waspada terkait gejala yang mungkin timbul.

"Bagi orang yang baru mendapat vaksin dalam beberapa minggu terakhir, mereka harus waspada terkait gejala yang mungkin muncul," terangnya.

"Jika Anda telah menerima vaksin dan mengalami sakit kepala parah, sakit perut, sakit kaki, atau sesak napas, Anda harus menghubungi penyedia layanan kesehatan," kata dia lagi.