Tahukah Anda, Lebih dari 4 Miliar Partikel Plastik Dari Seluruh Dunia Termasuk Indonesia, Ditemukan Di Pulau Ini...

Devi 25 Apr 2021, 10:34
Foto : Indiatimes
Foto : Indiatimes

RIAU24.COM -  Lebih dari empat miliar keping plastik dari seluruh dunia telah melakukan perjalanan dan mendarat di pasir Pulau Pasifik yang terpencil. Penemuan ini (diterbitkan dalam Buletin Polusi Laut) dibuat oleh para peneliti dari Museum Sejarah Alam di Pulau Henderson - salah satu dari empat Kepulauan Pitcairn, 3000 mil jauhnya dari Amerika Selatan.

Dianggap sebagai salah satu pulau tak tersentuh terakhir yang tersisa di Bumi, pulau ini dianugerahi Status Warisan Dunia UNESCO.

Dilansir dari IndiaTimes, tim pertama kali mengunjungi pulau tak berpenghuni itu pada 2015 ketika melihat keberadaan plastik dibatasi hingga dua gram per meter persegi. Namun, ketika mereka kembali ke pulau itu empat tahun kemudian, pada 2019 mereka terkejut mengetahui bahwa jumlahnya telah naik menjadi 23 gram per meter persegi.

Tiga pantai di pulau-pulau itu ditutupi semua jenis sampah plastik yang telah menempuh jarak ratusan dan ribuan mil melalui arus laut yang kuat.

Dari puing-puing tersebut, para peneliti menemukan dalam jarak dua inci dari pasir, kebanyakan berusia puluhan tahun. Mereka menemukan mainan yang pertama kali dirilis pada tahun 80-an dan 90-an.

Dr Alex Bond, penulis senior studi tersebut, menjelaskan, “Pitcairn adalah satu-satunya pulau yang dihuni oleh populasi manusia tetapi tidak ada sampah yang berasal dari sana. Kami menemukan potongan plastik yang berasal dari Eropa, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan dan Asia. Mereka masuk ke lautan dan dibeli di sini. "

Peneliti mengungkap, sumber pencemaran plastik berasal dari berbagai tempat antara lain perikanan, pertanian serta aktivitas manusia lainnya di pantai.

Tetapi sumber yang paling berdampak dari polusi ini adalah dari sistem pembuangan limbah yang buruk dalam menyaring mikroplastik sebelum membuang air limbah ke laut.

Dr Bond meminta agar polusi plastik dianggap sebagai masalah global dan ditangani secara kooperatif di tingkat global.

Dia menambahkan, “Saya pikir kita akan perlahan-lahan melihat pergeseran dari membersihkan plastik ke memperlakukannya seperti kontaminan lain seperti timbal dan merkuri, di mana kita tahu mereka akan bertahan di lingkungan selama ribuan tahun. Maka itu akan menjadi cara kami mengelola itu yang menjadi penting. "