Anies Baswedan Dikabarkan Akan Dilaporkan Soal Kerumunan Tanah Abang, Lieus Sungkharisma: Enggak ada Kerjaan Lain Apa Ya?

M. Iqbal 4 May 2021, 08:25
Kerumunan massa di Pasar Tanah Abang Jakarta. (Foto: Detik.com)
Kerumunan massa di Pasar Tanah Abang Jakarta. (Foto: Detik.com)

RIAU24.COM - Terkait dengan kerumunan di Pasar Tanah Abang, Jakarta, beredar kabar jika Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan akan dilaporkan ke pihak kepolisian.

Hal itupun membuat reaksi dari beragam kalangan. Salah satunya datang dari Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak), Lieus Sungkharisma.

"Lho, yang berkerumun siapa, yang mau dilapori siapa? Emangnya enggak ada kerjaan lain apa ya?" kata Lieus dilansir dari Rmol.id, Senin, 3 Mei 2021.

Disebutkannya, pihak yang hendak melaporkan Anies ke polisi adalah kelompok mengatasnamakan Gardu Banteng Marhaen (GBM). Tapi, rencana GBM tersebut dinilainya tak berdasar. "Kayaknya yang mau ngelaporin itu kurang kerjaan kali ya?" kata dia lagi.

Dijelaskan Lieus, Pasar Tanah Abang merupakan pusat perdagangan yang besar. Keramaian pasar tersebut pun bak menjadi tradisi di setiap menjelang lebaran.

"Nah sekarang, di tengah pandemi Covid-19, ada keramaian yang sudah mentradisi itu karena orang tetap ingin berbelanja kebutuhan lebaran di Tanah Abang. Terus kok Anies yang mau disalahkan? Logikanya di mana itu?" ucap Lieus.

Kalau pun memaksa mencari kesalahan dalam kerumunan di Pasar Tanah Abang, Lieus justru menyarankan untuk melihat imbauan Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang menyuruh masyarakat berbelanja jelang lebaran dengan alasan mendongkrak ekonomi rumah tangga.

"Sebab Sri Mulyani lah yang mengajak masyarakat agar berbelanja baju baru dan bingkisan Lebaran untuk menggerakkan ekonomi," kata dia.

Di sisi lain, saat ini Gubernur Anies telah mengambil langkah untuk memberlakukan pengetatan pengendalian pengunjung Tanah Abang terhitung sejak Minggu kemarin (2/5).

Pengetatan ini bukan hanya berlaku di pasar Tanah Abang, namun juga setiap kawasan pasar di ibukota. "Tujuannya tentu saja supaya potensi klaster baru Covid-19 bisa diminimalisir," tandas.