Kisah Tragis Anak TKW, Hidup Sendirian di Arab Setelah Sang Ibu Meninggal, Ditinggalkan Sang Ayah ke Bangladesh

Devi 10 May 2021, 15:06
Foto : Kompas.com
Foto : Kompas.com

RIAU24.COM Hisyam, bocah keturunan Indonesia-Bangladesh ini tinggal di Arab Saudi sebatang kara. Bocah 11 tahun itu terpaksa hidup sebatang kara di Arab Saudi sejak satu tahun yang lalu, tepatnya ketika sang ibunda meninggal dunia di bulan Ramadhan.

Setelah ibunya meninggal, ayahnya kembali ke negaranya.

Diketahui, sang ibu merupakan orang Pontianak yang lama tinggal di Madura, sementara sang ayah merupakan warga asli Bangladesh. Kisah pedih kehidupan Hisyam ini diceritakan oleh pemilik akun YouTube Sahabat Kacong, tenaga kerja Indonesia (TKI) yang tinggal di Arab. 

Pria yang karib disapa Kacong itu, bisa dibilang merupakan sosok yang penting bagi hidup Hisyam. Ia dianggap seperti ayah sendiri oleh Hisyam. 

"Udah lama bersama aku, dan dia tuh enggak punya keluarga lagi di sini. Makanya sekarang bawa dia [ke Mekkah], bisa berdoa untuk mamanya. Mamanya dia itu udah meninggal, satu tahun yang lalu," ujar Kacong.

Saat pertama tinggal bersama Kacong, Hisyam tak bisa berbahasa Indonesia, sehari-hari ia menggunakan Bahasa Arab. Namun, seiring waktu, ia perlahan bisa menggunakan Bahasa Indonesia.

Hisyam telat sekali untuk memulai belajar. Untung hal tersebut cepat diketahui oleh Kacong, di usia 10,5 tahun, Hisyam baru diajari baca tulis, dan mengaji.

Ada satu hal yang membuat Kacong kerap terenyuh melihat Hisyam. Ketika mengingat mendiang ibunda, Hisyam terlihat sedih dan memilih tak membahas kematian sang ibunda.

"Mamanya meninggal di bulan Ramadhan tanggal 17. Saya ingat betul waktu kejadian mamanya meninggal itu anak ini, waktu mamanya meninggal, dia menceritakan kejadiannya," kata Kacong.

Ibunda dari Hisyam meninggal di kamar rumahnya. Sang ibunda meninggal dalam keadaan sujud.  Kacong juga menceritakan bagaimana sosok ibunda dari Hisyam sebelum meninggal.

Ibunda merupakan sosok pekerja keras, namun dari dahulu ternyata sudah punya penyakit. Karena kebutuhan memenuhi nafkah untuk anak, sang ibunda memaksakan diri untuk bekerja sambil membawa anak.

"Pas sakitnya sudah parah, di bulan Ramadhan. Pas pulang dari tempat kerjaan ke rumahnya, dan akhirnya umur sampai di situ. Hari ke-17 Ramadhan," ucapnya.

"Ini keluarganya enggak ada di sini sama sekali, ibunya enggak punya keluarga di sini, enggak punya saudara di sini. Waktu saya cariin saudara dia, kata dia, dia punya saudara bahwa dia punya kakak di Indonesia, di Pontianak."

Setelah ditelusuri, saudara Hisyam ini rupanya sudah dewasa semua. Kakak laki-lakinya sudah menikah. Sang kakak agak sulit untuk bertemu karena sang ibunda tidak bekerja secara resmi (ilegal) sebagai TKW di sana. Jadi, menurut Kacong, seolah dihilangkan jejaknya oleh sang majikan.

"Di sini, kalau ada orang meninggal itu enggak dikubur, dicari keluarga. Alhamdulillah saudara Hisyam ditemukan makanya baru jenazah dari almarhum ibunda langsung diurus KBRI," kata Kacong.

Lantas, kenapa sang ayah tak mau membawa Hisyam ke Bangladesh? 

Ternyata sang ayah pulang ke negaranya karena memiliki istri dan anak juga di sana.

Ayah Hisyam juga tak mau berurusan dengan kepolisian lantaran mendiang istrinya di Arab tak punya izin resmi untuk bekerja. Tak cuma itu, Hisyam juga sulit untuk pulang ke Indonesia.

"Walaupun sudah sama saudaranya, tapi banyak kendala, akta lahirnya tak ada," ujarnya.

Sampai akhirnya, Kacong dan istri memutuskan untuk tidak memulangkan Hisyam sampai waktu yang belum ditentukan. Saat ini, Hisyam sudah bersekolah dan disekolahkan oleh majikan Kacong di Arab.