Paspampres Era Presiden Ini Pernah Saling Todong Pistol dengan Pengawal Petinggi Pemerintahaan Israel

Azhar 22 May 2021, 05:50
Remembering Prime Minister Yitzhak Rabin 1922-1995. Foto: Twitter
Remembering Prime Minister Yitzhak Rabin 1922-1995. Foto: Twitter

RIAU24.COM -  Kisah saling todong pistol antara Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Indonesia dengan pengawal Perdana Menteri (PM) Israel pernah terjadi.

Tepatnya terjadi di era Presiden terlama Indonesia, Soeharto dikutip dari Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita Buku XVII (1995).

Peristiwa itu berlangsung pada 1995, ketika pemimpin negara dunia berkumpul di New York dalam rangka peringatan 50 Tahun Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Semua gara-gara PM Israel Yitzhak Rabin yang saat itu ingin menemui Soeharto di Hotel Waldorf Towers, New York tahun 1995.

Saat itu Rabin ingin menemui Soeharto terkait kondisi di Timur Tengah, khususnya konflik Israel-Palestina yang sudah sempat disinggung Rabin pada pertemuan dengan Soeharto 2 tahun sebelumnya.

Semua bermula dari lobi hotel. PM Rabin dikelilingi empat pengawal berjalan ke lift untuk menuju lantai 41. Di lantai itulah Presiden Soeharto menginap.

Rabin dan empat pengawalnya disambut oleh pengawal pribadi Soeharto, Kolonel Sjafrie Sjamsoeddin, dan dua prajurit Paspampres. Ketiganya memperkenalkan diri sebagai pengawal Presiden Soeharto.

Setelah berjalan beriringan menuju lift, pengawal Rabin tak memperbolehkan Paspampres masuk satu lift. Sjafrie diminta menggunakan lift lain, sementara Kolonel Sjafrie berkukuh masuk lift demi menjalankan protokol pengamanan presiden.

Kedua pengawal saling bersitegang hingga akhirnya pengawal Rabin menodongkan senjata Uzi ke perut Sjafrie.

Sigap merespons, ternyata Sjafrie juga sudah mengarahkan bedil Barreta ke perut pengawal Rabin. Pengawal lain dan dua prajurit Paspampres rekan Sjafrie pun sudah mengarahkan moncong bedil ke lawannya.

Peristiwa itu berakhir setelah salah seorang pengawal Rabin meminta maaf. Peristiwa itu berakhir dengan diperbolehkannya pengawal Soeharto naik satu lift dengan rombongan PM Rabin.