David Ben Gurion, Seorang Pendiri Israel Yang Pertama Kali Menyerukan Imigrasi Besar-besaran Warganya ke Tanah Palestina

Rizka 23 May 2021, 13:16
Google
Google

RIAU24.COM -  Pendiri Israel David Ben-Gurion yang juga adalah Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Pertama Israel dalam dua kali masa jabatan.

Setelah Perang Dunia I dimulai, Ben-Gurion dideportasi oleh Kesultanan Turki Ottoman dan meninggalkan Timur Tengah menuju New York City, Amerika Serikat (AS). Disana, ia menemukan seorang gadis bernama Paula Monbesz, sesama penganut gerakan zionis, lalu menikahinya.

Pemerintah Inggris menetapkan Deklarasi Balfour, menjanjikan orang Yahudi sebuah tanah di Palestina. Setelah dibebaskan Gen-Gurion kembali ke Timur Tengah dan bergabung dalam perang melawan Kesultanan Turki Ottoman di Palestina.

Setelah Kesultanan Turki Ottoman runtuh dan berganti menjadi Republik Turki, Ben-Gurion menyerukan kepada orang-orang Yahudi untuk berimigrasi ke Palestina dalam jumlah yang besar. 

Dengan demikian, dia menciptakan landasan untuk mendirikan negara Yahudi. Pada 1935, Ben-Gurion menjadi Ketua Zionist Executive, pimpinan tertinggi gerakan Zionisme di dunia.

Seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya negara Yahudi yang datang ke Palestina, membuat warga Palestina merasa risih sehingga sering kali terjadi bentrokan diantara kedua kubu.

Ketika itu, Perang Dunia II akan segera meletus dan menurut Ben-Gurion, peristiwa itu menjadi momen yang sangat penting. Dan benar saja perang Dunia II pecah pada 1939.

Pada Mei 1942, Ben-Gurion dan para tertinggi Zionis yang berkumpul memutuskan bahwa pembentukan negara Yahudi di Palestina setelah perang berakhir adalah langkah yang paling masuk akal.

Pada bulan Mei 1948, dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), AS dan Uni Soviet setuju pembentukan Israel.

Di bulan yang sama Mei 1948, Ben-Gurion resmi menjadi Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Pertama Israel, dan mulai mengawasi pembentukan lembaga negara dan proyek infrastruktur.