Hutan Mangrove Pantai Utara Jawa Rusak, Diprediksi Semarang Akan Menjadi Laut Dalam 1000 Tahun Kedepan

Satria Utama 3 Jun 2021, 10:16
Foto : VOI
Foto : VOI

RIAU24.COM - Konsultan Network Foundation Roel H Bosma mengatakan banyak negara mengabaikan hutan bakau. Padahal, mangrove berperan penting dalam melindungi habitat biota laut dan pemukiman manusia. Saat ini, hutan mangrove di sepanjang pantai utara Jawa mengalami kerusakan.

“Kerusakan tersebut menyebabkan hilangnya pemukiman, infrastruktur dan ratusan hektar empang. Setelah 1.000 tahun Semarang bagian timur akan menjadi laut lagi dan jalur ke Surabaya menjadi benteng laut. Benteng laut beton akan hanyut oleh ombaknya,” katanya dalam webinar, Rabu, 2 Juni.

Menurut Roel, salah satu penyebab kerusakan mangrove adalah aktivitas manusia dalam mencari nafkah. Sedangkan pantai berlumpur membutuhkan struktur permeabel yang tidak keras. Ia mengatakan struktur ini telah digunakan selama berabad-abad dan saat ini sedang diuji coba di Kabupaten Demak.

"Mereka membutuhkan tingkat pemahaman yang lebih tinggi untuk meningkatkan kemampuan mereka mempertahankan struktur permeabel dan jalur hijau," katanya.

Roel mengatakan, untuk mencapai tujuan tersebut, BwNI melakukan empat program. Pertama, melindungi hutan bakau yang tersisa dan membangun struktur permeabel yang memerangkap sedimen. Dengan demikian, mangrove alami dapat tumbuh.

Kedua, mengganti tambak di sekitar pantai dan muara sungai dengan mangrove. Ketiga, meningkatkan pendapatan petani melalui pelatihan di sekolah budidaya dan mata pencaharian dari kegiatan lain.

Terakhir, mendorong kebijakan dan industri untuk tidak menggunakan air tanah. Karena menyebabkan penurunan muka tanah. Dimana kecepatannya 10 kali lebih cepat dari sea rise.

"BwNI mendapat kontrak dengan warga setempat untuk membangun struktur permeabel. Setelah tiga tahun mereka menggunakan anggaran desa untuk membangun dan memelihara struktur. Setelah 4,5 tahun merintis spesies mangrove mulai tumbuh di sedimen baru tanpa ditanam," katanya.