Beraktivitas Normal Tanpa Harus Menjalani Karantina dan Lockdown, Singapura Berencana Tangani Covid-19 Seperti Endemik

Rizka 28 Jun 2021, 10:12
google
google

RIAU24.COM -  Setelah berjuang melawan Covid-19 selama 18 bulan, Singapura berencana akan masuk ke tatanan hidup baru.

Mereka menyebutnya dengan blueprint atau cetak biru untuk hidup dengan Covid-19.

Menurut Pemerintah Negeri Singa, Virus corona diyakini tidak akan dapat dilenyapkan dan akan menjadi endemik.

Blueprint tersebut disusun untuk mempersiapkan warga Singapura dapat beraktivitas normal dengan Covid-19 tanpa harus menjalani karantina dan lockdown.

Ini juga berarti wabah Covid-19 dapat terus terjadi dari waktu ke waktu. Pada fase endemik, jumlah infeksi menjadi relatif konstan selama bertahun-tahun, dengan kambuh sesekali.

Gugus tugas Covid-19 Singapura menyatakan, Covid-19 akan ditangani seperti penyakit endemik lainnya seperti influenza (flu) dan cacar air.

Kunci utama hidup dengan Covid-19 adalah vaksinasi.

Singapura sedang aktif menggencarkan vaksinasi dengam target dua pertiga warga menerima dosis pertama pada 9 Agustus mendatang. Saat ini 80,000 warga divaksinasi tiap hari. Telah terbukti vaksinasi mengurangi angka infeksi dan penyebaran Covid-19.

Mayoritas penerima vaksin yang terinfeksi virus yang awalnya dari Wuhan ini juga tidak menunjukan gejala atau hanya mengalami gejala ringan. Warga Singapura harus selalu divaksinasi rutin dari tahun ke tahun.

Rencana berdampingan dengan Covid-19 Singapura menargetkan agar penerbangan internasional dapat beroperasi kembali.

Rencananya, warga yang sudah divaksin tak perlu menjalani karantina jika dia dinyatakan negatif Covid-19 menurut hasil tes.

Pembukaan penerbangan internasional dapat dimulai dengan menerapkan travel bubble dengan sejumlah negara atau wilayah yang dianggap berhasil mengendalikan penyebaran virus corona.

Pekerja asing seperti asisten rumah tangga dan buruh konstruksi diharapkan bisa masuk lagi ke Singapura.

Pasalnya, saat ini sektor perekonomian yang bergantung kepada pekerja asing mengalami kekurangan tenaga kerja sehingga membuat mereka kewalahan.