Lapar Bikin Orang Lebih Gampang Marah? Ternyata Ini Alasannya

M. Iqbal 27 Jul 2021, 11:15
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Saat lapar berlangsung, maka sudah pasti akan mengganggu aktivitas dan produktivitas sehari-hari. Tak jarang jika saat lapar orang mudah marah.

Sebagaimana yang diketahui, marah merupakan respon emosional kuat yang muncul ketika tubuh merasa dalam bahaya. Dalam kondisi itu, sumbu hipotalamus-pituitary-adrenal (HPA) aktif dan memicu respons melawan atau lari.

Dilansir dari Detik.com, benarkah lapar membuat seseorang mudah marah? Menurut Dosen Departemen Biokimia Institut Pertanian Bogor (IPB) Husnawati, dia menjelaskan rasa lapar yang berkepanjangan membuat tubuh stres. Kondisi itu dapat memicu keluarnya hormon stres atau kortisol.

"Kondisi stres yang dirasakan oleh tubuh menyebabkan penurunan kadar hormon serotonin yang memicu munculnya rasa marah dan kecenderungan ke arah perilaku kekerasan," ujarnya.

Dia kemudian menjelaskan, perilaku emosi karena makanan berkaitan dengan pengalaman masa kecil. Menurut teori psikosomatis, rasa emosional karena lapar merupakan respons terhadap perasaan negatif.

Orang di lingkungan yang berebut makanan untuk bertahan hidup akan sangat mengalami hangry. Selain itu, tingkat kesadaran emosional juga berpengaruh pada kondisi hangry.

"Tingkat kesadaran emosional seseorang juga mempengaruhi munculnya hangry. Orang yang kesadaran emosionalnya lebih berkembang sadar rasa lapar dapat terwujud sebagai emosi negatif. Mereka bisa mengontrolnya dan cenderung tidak menjadi hangry," terang Husnawati.

Pada umat muslim, ada fase dimana seseorang diajarkan untuk mengelola emosi dari rasa lapar, yaitu saat berpuasa. Orang yang terbiasa berpuasa cenderung akan merespon rasa lapar dengan emosi netral bahkan positif karena lapar bukanlah ancaman atau bahaya bagi mereka.

"Puasa mengajarkan tubuh, rasa lapar yang terjadi pada waktu pendek bukan ancaman. Sehingga, orang-orang yang biasa puasa akan merespon rasa lapar dengan emosi yang netral bahkan positif," terang dosen alumni Pendidikan Dokter Universitas Gadjah Mada itu.