Puluhan Pengungsi Rohingya Hilang Saat Kapal Tenggelam di Bangladesh

Devi 15 Aug 2021, 22:29
Foto : Aljazeera
Foto : Aljazeera

RIAU24.COM -  Sedikitnya 27 pengungsi Rohingya hilang setelah perahu mereka tenggelam dalam upaya melarikan diri dari kamp pulau Bangladesh yang dikritik oleh kelompok hak asasi manusia, kata para pejabat.

Setelah insiden pada hari Sabtu, (14/8/2021) badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan "tetap prihatin dengan laporan para pengungsi yang ditangkap dan ditahan karena berusaha meninggalkan Bhashan Char".

Hampir 20.000 orang Rohingya telah dipindahkan ke pulau Bhasan Char, di Teluk Benggala.

zxc1

Bangladesh akhirnya ingin menampung 100.000 dari sekitar satu juta pengungsi Rohingya ke pulau itu, memindahkan mereka dari pemukiman sempit di daratan.

Tetapi beberapa orang Rohingya mengatakan mereka dipaksa untuk pindah, sementara ribuan orang memprotes kondisi kehidupan di pulau itu pada bulan Juni.

Polisi mengatakan kapal kecil itu tenggelam dengan 41 orang Rohingya di dalamnya setelah menghadapi cuaca buruk di Teluk Benggala dekat pulau itu.

Pengungsi berada di atas kapal ketika terbalik tadi malam. Sekitar 14 dari mereka telah kembali tanpa cedera,” kata Mahe Alam, kepala polisi di pulau Bhasan Char, kepada Anadolu Agency melalui telepon.

Dia menambahkan operasi penyelamatan bersama yang dilakukan oleh polisi, penjaga pantai, angkatan laut dan angkatan udara masih berlangsung untuk menjangkau orang-orang yang hilang.

Sujit Kumar Chanda, administrator pemerintah untuk Bhasan Char, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa yang hilang termasuk wanita dan anak-anak.

zxc2

Chanda mengatakan seorang anak berusia dua tahun diselamatkan secara dramatis oleh ayahnya yang menggendong anak itu di atas air saat berenang untuk keselamatan.

Bangladesh mulai merelokasi pengungsi ke kamp pulau yang kontroversial pada November, dengan mengatakan kamp-kamp pengungsi di tenggara negara itu penuh sesak.

Polisi mengatakan banyak orang Rohingya telah meninggalkan pulau itu dalam beberapa bulan terakhir dan ditangkap di kota-kota pesisir di wilayah Chittagong, Bangladesh.

Abdur Rahim, 27, yang melarikan diri dari Bhashan Char beberapa bulan lalu, mengatakan kurangnya pekerjaan di pulau itu telah mendorong orang untuk melarikan diri.

“Tinggal di sana mengerikan. Tidak ada kesempatan untuk bertemu kerabat. Sepertinya mereka menahan kami di penjara tanpa memberi kami kesempatan,” katanya kepada AFP.

Juru kampanye Amnesty International Asia Selatan Saad Hammadi mengatakan Bangladesh harus "memastikan bahwa setiap relokasi ke pulau itu bersifat sukarela" dan pengungsi memiliki "hak untuk kebebasan bergerak antara pulau dan daratan, di mana banyak dari mereka memiliki keluarga dan kerabat".