Asal Usul, Sejarah, dan Arti Dibalik Membungkuk di Jepang

Amerita 16 Aug 2021, 12:15
ilustrasi
ilustrasi

RIAU24.COM - Membungkuk adalah gerakan dasar manusia, sebuah cara memberi hormat yang digunakan hampir setiap budaya di dunia. Meskipun sebagian besar telah menghilang di Eropa dan tidak pernah umum di Amerika, cara ini masih dipakai di Jepang.

Mungkin salah satu alasan mengapa hal itu kurang umum di Barat adalah bahwa membungkuk sebagian besar didorong oleh rasa hormat terhadap peringkat sosial, dan seluruh konsep peringkat sosial tidak disukai dalam masyarakat egaliter Eropa dan Amerika.
zxc1
Membungkuk di Jepang dinilai sebagai cara menunjukkan kerendahan hati dan tata krama dasar.

Orang Jepang akan membungkuk di setiap situasi sosial, bahkan, karena terlalu sering, sebagian besar mereka refleks membungkuk ketika menjawab panggilan telepon. Padahal, orang yang berada di sisi lain telepon tak bisa melihat kita sedang membungkukkan badan. Mereka juga membungkuk kepada gunung di akhir pendakian. Semua ini mengenai rasa hormat.
zxc2
Asal usul membungkuk tidak pasti. Versi yang paling umum adalah bahwa praktik tersebut diperkenalkan di Jepang oleh China bersama dengan agama Buddha pada abad ke-7 setelah Masehi. 

Namun, ada hipotesis berbeda bahwa bentuk salam dan hormat ini mungkin sudah muncul pada periode Yayoi (300 SM – 250 M) di mana Jepang mulai menjadi masyarakat agraris dengan berbagai ritual magis.

Buddhisme, khususnya Zen, adalah sifat yang menyatu dengan praktik melaksanakan dan membungkuk di Abad Pertengahan feodal dan dengan budaya samurai.

Perkembangan etiket Samurai terbagi menjadi tiga periode sejarah yang sangat penting. Misalnya Periode Kamakura (1185–1333), di mana pemerintah feodal-militer pertama yang bersebelahan menghadapi Buddhisme Zen dan bentuk-bentuk sopan santun sosial pertama diadopsi, termasuk membungkuk.

Membungkuk digunakan dalam berbagai macam situasi, misalnya untuk mengucapkan selamat tinggal, untuk menyambut dan menerima orang, untuk berterima kasih, untuk berdoa kepada dewa, untuk memberi selamat, untuk memperkenalkan diri, untuk meminta maaf dan untuk menunjukkan rasa hormat.