Bersiap untuk Perang, Pemimpin Anti-Taliban: Jika Taliban Melancarkan Serangan, Mereka Akan Menghadapi Perlawanan Keras dari Kami

Rizka 23 Aug 2021, 09:40
Ahmad Massoud [Instagram/@ahmadmassoud_af]
Ahmad Massoud [Instagram/@ahmadmassoud_af]

RIAU24.COM -   Kelompok fundamentalis Taliban resmi meguasai Afghanistan mulai pekan ini. Itu setelah Presiden Ashraf Ghani dan jajaran pemerintahannya kabur dari negara tersebut sebelum gerilyawan merebut ibu kota Kabul.

Kini, pemimpin kelompok anti-Taliban Ahmad Massoud mengatakan dirinya siap untuk melakukan pembicaraan damai dengan Taliban yang merebut kekuasaan di Kabul. Namun, ia bersama pasukannya juga selalu siap untuk bertempur.

"Kami ingin membuat Taliban menyadari bahwa satu-satunya jalan ke depan adalah melalui negosiasi," katanya kepada Reuters melalui telepon dari kubunya di lembah Panjshir barat laut Kabul, seperti dikutip Senin (23/8).

"Kami tidak ingin perang pecah," ujar pria yang berhasil mengumpulkan pasukan yang terdiri dari sisa-sisa unit tentara reguler dan pasukan khusus serta pejuang milisi lokal ini.

Komentar itu muncul ketika sebuah pernyataan di akun Twitter Alemarah Taliban mengatakan ratusan pejuang menuju Panjshir setelah pejabat negara setempat menolak untuk menyerahkannya secara damai.

Massoud, putra Ahmad Shah Massoud, salah satu pemimpin utama perlawanan anti-Soviet Afghanistan pada periode 1980-an mengatakan, para pendukungnya siap berperang jika pasukan Taliban mencoba menyerang lembah itu.

Namun ada beberapa ketidakpastian tentang apakah operasi oleh pasukan Taliban telah dimulai atau tidak. Seorang pejabat Taliban mengatakan, serangan telah diluncurkan di Panjshir. Namun seorang ajudan Massoud mengatakan, tidak ada tanda-tanda pasukan itu benar-benar memasuki celah sempit ke lembah dan tidak ada laporan pertempuran.

Dalam satu-satunya pertempuran yang dikonfirmasi sejak jatuhnya Kabul pada Hari Minggu 15 Agustus lalu, pasukan anti-Taliban merebut kembali tiga distrik di provinsi utara Baghlan, yang berbatasan dengan Panjshir pekan lalu. Namun Massoud mengatakan, dia tidak mengorganisir operasi yang dia katakan telah dilakukan oleh kelompok-kelompok milisi lokal yang bereaksi terhadap kebrutalan di daerah tersebut.

Sebelumnya dalam editorial Washington Post, Ahmad Massoud mengatakan, anggota militer Afghanistan termasuk beberapa dari unit elit Pasukan Khusus telah bersatu untuk perjuangannya dan dia meminta bantuan Barat.

"Kami memiliki gudang amunisi dan senjata yang telah kami kumpulkan dengan sabar sejak zaman ayah saya, karena kami tahu hari ini mungkin akan datang," katanya dalam tajuk rencana, menambahkan bahwa beberapa pasukan yang bergabung dengannya telah membawa senjata mereka.

"Jika panglima perang Taliban melancarkan serangan, mereka tentu saja akan menghadapi perlawanan keras dari kami," tandasnya.

Untuk diketahui, Ahmad Shah Massoud terbunuh beberapa hari sebelum serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat oleh militan Al Qaeda yang menikmati perlindungan Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban.