Pengembangan Vaksin Merah Putih Digelontorkan Rp200 Miliar

Riki Ariyanto 23 Aug 2021, 15:40
Pengembangan Vaksin Merah Putih Digelontorkan Rp200 Miliar (foto/int)
Pengembangan Vaksin Merah Putih Digelontorkan Rp200 Miliar (foto/int)

RIAU24.COM - Anggaran Rp200 Miliar digelontorkan untuk perkembangan vaksin Merah Putih. Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas Deputi Penguatan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erry Ricardo Nurzal.

Dilansir dari Tempo, Erry Ricardo membeberkan BRIN menggelontorkan anggaran tersebut guna pengembangan vaksin Merah Putih. "Itu anggaran tahun ini, BRIN sudah merelokasikannya khusus untuk vaksin,” sebut Erry Ricardo.

Hal itu disampaikan dalam acara webinar bertajuk Kemajuan Riset Vaksin Merah Putih: Tantangan dan Peluangnya Terkini yang digelar Socienty of Indonesian Science Journalism, Senin (23 Agustus 2021). Sekarang pengembangan Vaksin Merah Putih sudah dilakukan oleh tujuh institusi, yakni Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM).

zxc1
Erry Ricardo menyebut anggaran itu digelontorkan guna pengembangan vaksin Covid-19 yang dimulai dari riset sampai dengan hilirisasinya. Baginya alokasi anggaran khusus untuk pengembangan vaksin sudah didukung sejak tahun lalu.

"Tahun lalu ada sebanyak Rp 20 miliar, berasal dari pendanaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Unair sudah dapat tahun lalu,” sebut Erry Ricardo.

Bagi Erry Ricardo, anggaran tersebut termasuk juga akan digunakan untuk mendukung dari segi fasilitas, seperti membangun Good Manufacturing Practice atau GMP dan fasilitas BSL 3 untuk pengembangan vaksin. “Supaya nanti vaksin yang akan dihilirkan benar-benar sesuai dengan standar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),” katanya.

Erry Ricardo juga menerangkan bahwa saat ini fasilitas GMP di Indonesia hanya dimiliki oleh PT Bio Farma, sehingga pembangunan fasilitas tersebut perlu dilakukan. Tujuannya, kata Erry, untuk melakukan penguatan infrastruktur, tidak hanya sumber dasar manusia saja.


"Ini sangat penting untuk membangun technological capacity, sehingga kita sudah siap untuk antisipasi virus yang berkembang ke depan. Sehingga perlu dibangun secara komprehensif,” sebut Erry Ricardo.