Covid-19 Terus Bermutasi dan Bentuk Varian Baru, yang Mana Lebih Menular?

Amerita 10 Sep 2021, 09:55
ilustrasi
ilustrasi

RIAU24.COM - Awalnya hanya disebut virus corona, lalu beralih menjadi COVID atau COVID-19, kini berubah lagi menjadi beberapa jenis; alfa, beta, delta dan gamma.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menciptakan sistem penamaan ini agar lebih mudah untuk didiskusikan secara publik. Dan tentu saja karena virus terus bermutasi dan menghasilkan varian baru.
zxc1
Alfa pertama kali diidentifikasi di Inggris. Varian ini menjadi pusat perhatian WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat) segera setelah ditemukan, karena kontribusinya terhadap tingkat rawat inap dan kematian.

Sedangkan beta ditemukan di Afrika Selatan, varian ini juga mendapat perhatian khusus oleh WHO dan CDC. Sedangkan delta pertama kali dijumpai di India.

Delta adalah varian yang paling diwanti-wanti oleh peneliti dan ilmuwan, mengingat gelombang virus corona yang dibawanya ke India dan betapa banyak kematian karenanya.
zxc2
Dr Emily Landon, kepala ahli epidemiologi perawatan kesehatan di University of Chicago, mengatakan bahwa varian delta lebih menular daripada varian alfa.

Kini varian baru yang diidentifikasi sebagai 'delta plus', semakin ramai diperbincangkan. Varian ini sudah terdeteksi di Korea Selatan, India, dan Amerika Serikat. Para ilmuwan percaya bahwa varian ini jauh lebih menular daripada varian delta asli.

Sedangkan gamma adalah varian yang pertama kali terdeteksi di Brasil dan di Jepang sementara lambda ditemukan di Peru pada Desember 2020 lalu.