Briptu Hikma Nur Syafa, Polwan Cantik Asal Yogyakarta yang Ikut Misi Kemanusiaan PBB di Afrika: Berawal dari Polwan Lalu Lintas

Rizka 14 Sep 2021, 11:29
Briptu Hikma Nur Syafa [Instagram/@hikmanursyaa]
Briptu Hikma Nur Syafa [Instagram/@hikmanursyaa]

RIAU24.COM -   Polisi memang identik dengan sikap disiplin dan tegas. Tak hanya pria, wanita juga memiliki peran yang sama sebagai polisi.

Kali ini, jagad media sosial mendadak dibuat kagum oleh sosok polisi wanita (Polwan) berpangkat brigadir polisi satu atau Briptu Hikma Nur Syafa.

Briptu Hikma Nur Syafa kerap membagikan pengalamannya bertugas di Afrika Tengah.

Briptu Hikma Nur Syafa atau akrab disapa Briptu Ima menjadi salah satu polisi wanita yang mewakili Indonesia untuk menjalankan misi Perdamaian bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Potretnya saat bertugas dengan membawa senjata dan menyapa warga Bangui, sukses membuat banyak orang merasa bangga.

Dilihat dari akun media sosial milik Briptu Hikma Nur Syafa, Polwan asal kota Yogyakarta ini ternyata sudah mengawali kariernya sebagai polisi sejak tahun 2013.

Setelah meniti kariernya sebagai Polwan lalu lintas, Briptu Hikma Nur Syafa kemudian bergabung dengan Formed Police Unit (FPU).

Briptu Hikma Nur Syafa terpilih dari 500 kandidat awal. Ia juga menjadi salah satu polwan berhijab pertama yang ditugaskan dalam Misi Kemanusiaan PBB di Bangui, Afrika Tengah.

Tak sendiri, Briptu Hukma Nur Syafa bersama 139 anggota Polri lainnya langsung ditugaskan sebagai pasukan penjaga perdamaian di Bangui, Afrika Tengah.

Briptu Hikma Nur Syafa mengaku sangat terhormat bisa menjadi salah satu Polwan yang ditugaskan dalam Misi Kemanusiaan PBB.

Selama 15 bulan bertugas, setidaknya Briptu Hikma Nur Syafa berhasil meringankan sedikit beban warga Bangui, Afrika Tengah dalam kesulitan.

Tak hanya itu, Briptu Hikma Nur Syafa juga terihat sangat menguasai senjata api.

Bukan tanpa alasan, selama misi, Briptu Hikma Nur Syafa mengaku harus berhadapan dengan kelompok bersenjata. Daerah Bangui, menurutnya juga akrab dengan daerah yang rawan konflik.