Parah, Oknum WHO Ketahuan Hamili Wanita Kongo Saat Ambil Bagian dalam Misi Penghentian Wabah Ebola

Riki Ariyanto 29 Sep 2021, 15:22
WHO
WHO

RIAU24.COM - Lebih dari 20 pekerja kemanusiaan yang ambil bagian dalam misi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menghentikan wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo (DR Kongo) didakwa melakukan pelecehan seksual dan pemerkosaan setelah penyelidikan selama berbulan-bulan, Selasa (28/9).

Panel investigasi yang dipimpin WHO merilis hasil temuannya beberapa bulan setelah penyelidikan oleh Associated Press (AP).
zxc1
Manajemen senior WHO diberitahu tentang beberapa klaim terkait pelecehan pada 2019 namun gagal menghentikannya. Bahkan, jabatan salah satu manajer yang terlibat dipromosikan. 

“Ini adalah temuan terbesar pelecehan seksual yang dilakukan di satu wilayah atau satu negara selama periode waktu terbatas dari upaya tanggapan PBB,” kata Paula Donovan, co-director Code Blue Campaign.

Anggota panel Malick Coulibaly, mengatakan para penyelidik menemukan total sembilan tuduhan pemerkosaan. Para wanita yang diwawancarai mengatakan pelaku tidak menggunakan pengaman sehingga beberapa korban mengalami kehamilan.
zxc2
Korban paling muda yang diidentifikasi sebagai “Jolianne” diyakini masih berusia 13 tahun. Dia menceritakan bahwa seorang pengemudi WHO berhenti di pinggir jalan di kota Mangina dan menawarkan untuk memberinya tumpangan pulang.

“Sebaliknya, dia membawanya ke sebuah hotel di mana dia mengatakan dia diperkosa oleh orang ini,” bunyi laporan itu.

Panel merekomendasikan WHO agar memberikan reparasi kepada para korban dan mengatur tes DNA untuk mencari tahu ayah dari anak-anak korban sehingga memungkinkan perempuan untuk menegaskan hak-hak mereka dan anak-anak mereka.

 

WHO