Aborsi Karena Kemiskinan Adalah Tindakan Ketidakpercayaan Terhadap Kuasa Tuhan

M. Iqbal 15 Oct 2021, 10:12
Foto : Ilustrasi
Foto : Ilustrasi

RIAU24.COM -  DI zaman jahiliyah kelahiran seorang anak biasanya akan dirayakan dengan pembunuhan apalagi jika mereka memiliki seorang putri. Ini karena mereka menganggap bahwa anak perempuan akan membawa kemalangan dan kesengsaraan bagi mereka.

Hal ini dicatat oleh Allah dalam Al-Qur'an Surat An-Nahl ayat 58 dan 59: (58) Dan ketika dilaporkan kepada salah satu dari mereka bahwa ia memiliki anak perempuan, wajahnya murung sepanjang hari (karena kesedihan), sedangkan dia menahan amarahnya di dalam hatinya. 

(59) Dia menyembunyikan dirinya dari orang-orang karena berita buruk yang dibawa kepadanya (tentang memiliki anak perempuan; sementara dia berpikir): apakah dia akan membiarkan anak itu dalam kehinaan, atau akankah dia menguburnya hidup-hidup di tanah? Temukan! Apa yang mereka hukum adalah jahat.

Ketika Islam datang, Islam melarang pembunuhan anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan. Islam tidak hanya melarang pembunuhan terhadap wanita tetapi Islam mengangkat harkat dan martabat wanita dengan menyebut salah satu surah dengan Surah An-Nisa (surah wanita).

Belakangan ini kasus penelantaran bayi semakin marak. Mereka memberikan berbagai alasan untuk membenarkan cara membunuh karunia Ilahi yang sangat berharga ini. Beberapa pasangan rela melakukan aborsi hanya karena mereka takut akan kemiskinan dan khawatir akan kelangsungan hidup mereka. Jadi mereka mengambil jalan keluar yang mudah untuk membuang konten.

Perbuatan ini merupakan perbuatan yang tidak diterima oleh Islam dan merupakan alasan yang tidak boleh digunakan. Ini karena iman mereka kepada Allah sangat lemah dalam urusan rezeki.

Sebagai Muslim kita harus percaya dan memahami apa yang Allah katakan dalam Al-Qur'an.

Di antara cadangan yang bisa kita ambil adalah:

1. Tuhan menjamin rezeki setiap makhluk

Pada dasarnya, Allah adalah pemberi rezeki yang mutlak. Tidak ada yang bisa menahan jika Dia menghendaki, dan tidak ada yang bisa memberi, jika Dia tidak mengizinkan. Firman Allah dalam surah Hud ayat 6: Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah yang menanggung rezekinya dan mengetahui tempat tinggal dan penyimpanannya. Semua ini tertulis dalam Kitab yang jelas (Lohmahfuz).

Tidak percaya atau ragu bahwa Allah adalah pemilik rezeki sama dengan meragukan bahwa Allah adalah Pencipta alam semesta. Ayat-ayat tersebut merupakan bagian dari petunjuk dan dalil bahwa Allah adalah pemilik mutlak rezeki, bukan manusia. Tuhan yang menentukan rezeki seseorang, bukan manusia.

2. Kepastian Allah bahwa rezeki anak telah diberikan

Rezeki adalah milik Tuhan, dan KB karena takut miskin adalah bentuk prasangka terhadap Tuhan. Jadi seseorang harus percaya kepada Allah karena Allah akan memberikan rezeki kepada siapa pun yang Dia kehendaki tanpa hisab.

Wajib baginya untuk berpikir baik tentang Allah karena seseorang tidak mengetahui sifat sebenarnya dari kebaikan dan kebutuhan yang ditentukan oleh Allah. Firman Allah dalam Surah Al-Isra' ayat 31: Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kekurangan, Kami rizki untuk mereka dan untukmu. Memang, tindakan membunuh mereka adalah pelanggaran besar.

Imam al-Thabari Rahimahullah berkata: Ayat ini menjelaskan bahwa jangan membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan atau kemelaratan. Karena orang bodoh biasa membunuh anak-anak mereka karena takut pada orang miskin.

Kemudian Allah memperingatkan mereka tentang masalah itu dan memberitahu mereka bahwa rezeki mereka dan rezeki anak-anak mereka berada di bawah tanggung jawab Allah. -(al-Jaami 'al-Bayan' an Ta'wil Aayi al-Quran, Ibn Jarir al-Thabari (17/437).

Banyak di luar sana yang menginginkan anak tetapi diuji oleh Tuhan dengan tidak memiliki anak meskipun sudah lama menikah. Ada juga yang rela melakukan berbagai hal termasuk memakan buah nanas yang dipercaya bisa menggugurkan kandungan.

Inilah salah satu ujian Tuhan bagi siapa yang Dia kehendaki. Maka orang yang telah dikaruniai Allah dengan anak tidak boleh membuat alasan untuk menggugurkan kandungan kecuali menyangkut kesehatan ibu yang dapat terancam kelahirannya.

Ketahuilah bahwa seorang anak adalah pembuka mata yang memberikan ketenangan pikiran kepada orang tua dalam kesibukan hidup yang mereka lalui dalam kehidupan sehari-hari. Ingatlah bahwa ketika seseorang meninggal maka mereka akan menunggu seseorang untuk berdoa dan mengirimkan pahala di sana nanti. Oleh karena itu, yang paling berhak mendoakan mereka di sana nanti tanpa terputus dengan cinta adalah anak yang sholeh dan shaleh.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Jika seseorang meninggal dunia, terputus amalnya kecuali tiga hal: sedekah atau ilmu yang digunakan bersamanya atau anak shaleh yang mendoakannya. - [HR Muslim (1631].

Imam Nawawi dalam menjelaskan hadits ini menyebutkan bahwa amalan orang yang meninggal akan terputus karena kematiannya dan juga memotong pembaruan pahala baginya kecuali dengan tiga amalan ini. Ini karena itu penyebabnya. Putra yang saleh dari usahanya. Sedangkan ilmu yang ditinggalkannya karena ajaran atau karangannya. Begitu pula dengan sedekah jariah, yaitu wakaf. Itulah bagian akhirat yang akan kita peroleh dari keturunan yang telah dikaruniakan Allah kepada kita.

 

*** Dr. Nur Mohammad Hadi Zahalan (Hadi Almaghribi) adalah pembicara independen dan selebriti TV Al-Hijrah dan dapat diikuti di Instagram dan Facebook.