Presiden Minta Tes PCR Turun Jadi Rp300 Ribu, Said Didu: Mari Menduga Berapa Untung yang Sudah Dinikmati Selama Ini?

Riki Ariyanto 26 Oct 2021, 13:59
Presiden Minta Tes PCR Turun Jadi Rp300 Ribu, Said Didu: Mari Menduga Berapa Untung yang Sudah Dinikmati Selama Ini? (Foto/int)
Presiden Minta Tes PCR Turun Jadi Rp300 Ribu, Said Didu: Mari Menduga Berapa Untung yang Sudah Dinikmati Selama Ini? (Foto/int)

RIAU24.COM - Tes PCR yang diminta turun jadi Rp300 ribu. Hal itu permintaan langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal tersebut ditanggapi pengamat Muhammad Said Didu. Dirinya masih heran kenapa tes PCR saat awal pandemi Covid-19 dihargai jutaan rupiah dan sekarang malah diminta turun Rp300 ribu.

"Kewajiban PCR dg turunnya harga mulai dari Rp 2 juta menjadi Rp 300 ribu meningkatkan kecurigaan terhadap "bisnis" PCR Jika sekarang bisa dengan harga Rp 300 ribu artinya biayanya di bawah Rp 300 ribu - mari menduga berapa untung yang sudah mereka nikmati dibalik aturan selama ini?" cuit @msaid_didu, 25 Oktober 2021.

Langsung netizen atau warganet berikan komentarnya. @jokoazka1: "Dengan turunnya harga tapi wilayah yang wajib Pcr di perluas, pastinya dengan keuntungan 3 x lipat dari harga 2 juta dengan wilayah wajib pcr 1 saja yaitu bandara."

@y_yumnan: "Over stock, maka harganya bisa turun atau untungnya berkurang. Kalau kasus terus menurun, biaya PCR akan terus turun sampai level keuntungan yg wajar. Para penyembah uang diam-diam berharap kasus naik lagi."

@nonwulan: "Berasa banget waktu itu pcr untuk 3 anak, suami, ibu. Habis 12juta."

@AbiJAF: "Rakyat sudah susah, ekonomi terpuruk, masih aja ada orang-orang tamak tak bernurani yg berbisnis di atas kesusahan rakyat : Nimbun masker, nimbun obat, nimbun oksigen, melangitkan harga antigen & PCR?! Jauh dari berkah! Dan terkutuklah kalian semua."

@elrizal20: "Pak said, bapak kan eks peneliti di LPNK top di Indnsia,divisi biotek pula,sy yakin bpk paham dgn prinsip PCR,serta reagen dan printilan disposable nya yg hampir semuanya impor.saat kejadian wabah, semua negata rebutan, dari alat PCR, reagen, pipet tip, sampai, sarung tangan nitril. Disaat suplai terbatas, demand tinggi, harga meroket.bahkan bisa restock reagen/disposable aja udah sukur..setelah 1 taun pandemi,sy melihat semua produsen berlomba bikin reagen/disposable buat ngimbangin demand. hasilnya, harga perlahan turun.prinsip ekonomi biasa."