Banyak Penyebar Informasi Palsu Agar Masyarakat Ragu Divaksin, CEO Pfizer: Orang-orang Itu Adalah Penjahat

Rizka 10 Nov 2021, 11:20
Google
Google

RIAU24.COM -  Beredar informasi melalui pesan berantai di WhatsApp atau media sosial lainnya yang menyesatkan tentang vaksin Covid-19.

CEO Pfizer, Albert Bourla mengatakan bahwa sekelompok kecil  yang menyebarkan informasi salah tentang vaksin Covid-19 adalah penjahat dan mereka telah mengorbankan jutaan nyawa.

Pernyataan keras itu disampaikannya terkait banyaknya orang yang tidak divaksinasi akibat kesalahan informasi.

Bourla juga mengatakan, bahwa orang yang mengambil untung dari teori konspirasi vaksin adalah seorang kriminal.

Hal itu diungkapkan Bourla saat berbicara dengan lembaga think tank Atlantic Council yang berbasis di Washington D.C. sebagaimana dikutip CNBC.com, Rabu (10/11).

Bourla mengatakan bahwa ada sekelompok (sangat kecil) orang yang dengan sengaja menyebarkan informasi yang salah tentang suntikan itu. Mereka menyesatkan orang yang sudah ragu-ragu untuk divaksinasi.

“Orang-orang itu adalah penjahat,” katanya kepada CEO Atlantic Council Frederick Kempe.

Mereka benar-benar telah menelan jutaan nyawa orang, katanya.

Komentar Bourla datang ketika jutaan orang dewasa yang memenuhi syarat di AS belum divaksinasi, meskipun suntikan telah tersedia untuk sebagian besar warga AS hampir sepanjang tahun ini.

Pakar kesehatan masyarakat mengatakan informasi yang salah kemungkinan memainkan peran besar.

Menurut survei yang diterbitkan pada Senin (8/11) oleh Kaiser Family Foundation, lebih dari tiga perempat orang dewasa AS meragukan soal vaksinasi.

Mereka mengakui satu dari delapan informasi yang diterima adalah informasi palsu tentang Covid-19 atau vaksin. Kader Partai Republik di antara mereka yang paling banyak meragukan vaksin.

Kesalahpahaman tersebut di antaranya adalah bahwa vaksin Covid-19 mengandung microchip, menyebabkan kemandulan dan mengubah DNA seseorang, menurut survei tersebut.

Pfizer akan menyerahkan pil Covid-19 ke FDA sebelum Thanksgiving, kata CEO Albert Bourla.

Bourla mengatakan bahwa kehidupan bagi banyak orang dapat "kembali normal" begitu mereka yang tidak divaksinasi mendapatkan vaksinasi.

“Satu-satunya hal yang mengganggu cara hidup baru saat ini, sejujurnya, adalah keragu-raguan terhadap vaksinasi,” katanya.