Data Sistem Pertahanan Milik TNI AL Bocor Selama 9 Bulan, Dugaan Pelaku Peretas Asal China

Azhar 12 Dec 2021, 09:58
Ilustrasi. Sumber: Detik.com
Ilustrasi. Sumber: Detik.com

RIAU24.COM -  Perusahaan keamanan siber swasta Amerika Serikat, Insikt Group membeberkan hasil laporan mereka.

Insikt menyebutkan sistem pertahanan milik TNI AL telah disusupi dengan malware dikutip dari cnnindonesia.com, Minggu, 12 Desember 2021.

Mereka menduga peretes asal China menjadi dalang dalam aksi kejahatan antar negara tersebut.

Insikt juga memperkirakan, aksi peretasan terhadap TNI AL telah berlangsung selama sembilan bulan.

"Banyak dari insiden yang diidentifikasi berlangsung selama beberapa bulan, sehingga sangat mungkin bahwa masing-masing pelaku serangan mempertahankan akses jangka panjang ke jaringan korban dan dapat memperoleh data korban selama periode waktu ini untuk mendukung upaya pengumpulan intelijen," ujar mereka.

TNI AL rupanya tidak sendiri. Insikt mengatakan, organisasi pemerintah dan sektor swasta di seluruh negara Asia Tenggara juga menanggung derita yang sama.

Selain Indonesia, ada Malaysia, Vietnam, Myanmar, Filipina, Laos, Thailand, Singapura, dan Kamboja juga turut menjadi korban.

Beberapa target spesifik yang dijelaskan dalam laporan tersebut di antaranya Kantor Perdana Menteri dan Tentara Thailand.

Kemudian Angkatan Laut Filipina, Majelis Nasional dan Kantor Pusat Partai Komunis Vietnam, serta Kementerian Pertahanan Malaysia.